Langsung saja kita akan membahas
Layer OSI dan Layer TCP/IP :
Layer OSI
Pengertian Layer OSI
Masalah utama dalam komunikasi antar
komputer dari vendor yang berbeda adalah karena mereka mengunakan protocol dan
format data yang berbeda-beda. Untuk mengatasi ini, International Organization
for Standardization (ISO) membuat suatu arsitektur komunikasi yang dikenal
sebagai Open System Interconnection (OSI) model yang mendefinisikan standar
untuk menghubungkan komputer-komputer dari vendor-vendor yang berbeda.
Layer OSI ada 7 buah, berikut adalah
nama – nama layer tersebut :
7th. Application
Fungsi Layer Application :
Berfungsi sebagai interface aplikasi
dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses
jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Pada layer inilah
sesungguhnya user “berinteraksi dengan jaringan”
Contoh : FTP, SMTP, HTTP, POP3, NFS,
telnet
6th. Presentation
Fungsi Layer Presentation :
Berfungsi untuk mentranslasikan data
yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat
ditransmisikan melalui jaringan.
Protocol pada layer ini adalah
sejenis redirector software, seperti network shell (semacam virtual network
computing (VNC) atau remote desktop protocol (RDP))
5th. Session
Fungsi Layer Session :
Berfungsi untuk mendefinisikan
bagaimana koneksi dimulai, dipelihara, dan diakhiri. Selain itu, di layer ini
juga dilakukan resolusi nama.
Protocol pada layer ini :
- Net BIOS
- Net BEUI (Net BIOS Extended User Interface)
- ASDP (Apple Talk Data Stream Protocol)
- PAP (Printer Access Protocol)
4th. Transport
Fungsi Layer Transport :
Berfungsi untuk memecah data menjadi
paket-paket data serta memberikan nomor urut setiap paket sehingga dapat
disusun kembali setelah diterima.
layer ini juga bertanggung jawab
membagi data menjadi segmen, menjaga koneksi logika “end-to-end” antar terminal
dan menyediakan penganan error
3rd. Network
Fungsi Layer Network :
Berfungsi untuk mendefinisikan
alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan melakukan routing
melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3
2nd. Data-link
Fungsi Layer Data-link :
Berfungsi untuk menentukan bagaimana
bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut frame yang berhubungan
dengan hardware kemudian diangkut melalui media
Layer ini juga mengatur komunikasi
layer physical antara sistem koneksi dan penanganan error
1st. Physical
Fungsi Layer Physical :
Berfungsi untuk mendefinisikan media
dan menjaga transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit,
arsitektur jaringan, topologi jaringan, dan pengkabelan.
Layer TCP/IP
Arsitektur TCP/IP tidaklah berbasis
model referensi tujuh lapis OSI, tetapi menggunakan model referensi DARPA.
Seperti diperlihatkan dalam diagram di atas, TCP/IP mengimplemenasikan
arsitektur berlapis yang terdiri atas empat lapis.
Empat lapis ini, dapat dipetakan
(meski tidak secara langsung) terhadap model referensi OSI. Empat lapis ini,
kadang-kadang disebut sebagai DARPA Model, Internet Model, atau DoD Model,
mengingat TCP/IP merupakan protokol yang awalnya dikembangkan dari proyek
ARPANET yang dimulai oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat.
Berikut adalah macam – macam Layer
TCP/IP , yaitu :
4th. Application
Fungsi Layer Apllication :
Berfungsi menyediakan servis-servis terhadap software-software yang berjalan pada komputer. Protokol-protokol yang beroperasi pada Application Layer: HTTP, FTP, POP3, SMTP, dll.
Berfungsi menyediakan servis-servis terhadap software-software yang berjalan pada komputer. Protokol-protokol yang beroperasi pada Application Layer: HTTP, FTP, POP3, SMTP, dll.
3rd. Transport
Fungsi Layer Transport :
Transport Layer berfungsi menyediakan servis yang akan digunakan oleh Application Layer. Mempunyai 2 protokol utama yaitu TCP dan UDP.
Transport Layer berfungsi menyediakan servis yang akan digunakan oleh Application Layer. Mempunyai 2 protokol utama yaitu TCP dan UDP.
2nd. Internet
Fungsi Layer Internet :
Internet Layer memiliki fungsi sebagai penyedia fungsi IP Addressing, routing, dan menentukan path terbaik. Internet Layer memiliki 1 protokol yaitu TCP/IP.
Internet Layer memiliki fungsi sebagai penyedia fungsi IP Addressing, routing, dan menentukan path terbaik. Internet Layer memiliki 1 protokol yaitu TCP/IP.
1st. Network Access
Fungsi Layer Network Access :
Berfungsi mendefinisikan protokol-protokol dan hardware-hardware yang digunakan dalam pengiriman data. Pada layer ini terdapat protokol-protok seperti ethernet pada LAN, PPP pada WAN, dan juga Frame Relay.
Berfungsi mendefinisikan protokol-protokol dan hardware-hardware yang digunakan dalam pengiriman data. Pada layer ini terdapat protokol-protok seperti ethernet pada LAN, PPP pada WAN, dan juga Frame Relay.
switch sebagai
multiport jembatan
- Hub/Konsentrator
Sebuah Konsentrator/Hub adalah
sebuah perangkat yang menyatukan kabel-kabel network dari tiap-tiap
workstation, server atau perangkat lain. Dalam topologi Bintang,
kabel twisted pair datang dari sebuah workstation masuk
kedalam hub. Hub mempunyai banyak slot concentrator yang mana
dapat dipasang menurut nomor port dari card yang
dituju. Ciri-ciri yang dimiliki Konsentrator adalah :
1. Biasanya terdiri dari 8,
12, atau 24 port RJ-45
2. Digunakan pada topologi
Bintang/Star
3. Biasanya di jual dengan
aplikasi khusus yaitu aplikasi yang mengatur manajemen port tersebut.
4. Biasanya disebut hub
Biasanya di pasang pada rak khusus, yang didalamnya ada Bridges, router
2. Switch
Switch jaringan (atau
switch untuk singkatnya) adalah sebuah alat jaringan yang melakukan
bridging transparan (penghubung segementasi banyak jaringan dengan
forwarding berdasarkan alamat MAC). Switch mengacu pada
multi-port jembatan jaringan yang proses dan rute data pada data
link layer (lapisan 2) dari model OSI . Switch mengolah
data tambahan pada lapisan jaringan (lapisan 3) .
Switch dikatakan sebagai
multi-port bridge karena mempunyai collision domain
dan broadcast domain tersendiri, dapat mengatur lalu lintas paket
yang melalui switch jaringan. Cara menghubungkan komputer ke switch sangat
mirip dengan cara menghubungkan komputer atau router
ke hub. Switch dapat digunakan langsung untuk menggantikan hub yang sudah
terpasang pada jaringan.
Switch jaringan dapat digunakan
sebagai penghubung komputer atau router pada satu area yang terbatas, switch
juga bekerja pada lapisan data link, cara kerja switch hampir
sama seperti bridge, tetapi switch memiliki sejumlah port sehingga sering dinamakan
multi-port bridge.
Switch ada untuk berbagai jenis
jaringan termasuk Fibre Channel , Asynchronous Transfer
Mode , InfiniBand , Ethernet dan
lain-lain. switch Ethernet Pertama diperkenalkan
oleh Kalpana pada tahun 1990.
Perangkat yang memiliki interkoneksi
pada layer 3 secara tradisional disebut router , sehingga lapisan-3
switch juga dapat dianggap sebagai (relatif primitif) router.
Dimana ada kebutuhan untuk banyak
analisis kinerja jaringan dan keamanan, switch dapat dihubungkan antara router
WAN sebagai tempat untuk modul analitik. Beberapa vendor
menyediakan firewall , jaringan deteksi
intrusi , dan kinerja modul analisis yang dapat ditancapkan ke
port switch.
Ada beberapa jenis Switch yang
beredar di pasaran, yang bekerja di Layer 2 dan Layer
3 pada lapisan OSI.
ATM Switch
Asynchronous Transfer Mode adalah
mode transfer yang disusun dalam bentuk sel-sel. Maksud asinkronus adalah
pengulangan sel yang mengandung informasi dari pengguna tidak perlu periodik.
ISDN Switch
ISDN (Integrated Services Digital
Network) Switch atau yang dikenal sebagai istilah Frame relay switch
over ISDN yang biasanya terdapat pada Service Provider bekerja
seperti halnya switch, tapi memiliki perbedaan yaitu interface yang digunakan
berupa ISDN cardatau ISDN router.
DSLAM Switch
A Digital Subscriber Line Access
Multiplexer (DSLAM, sering diucapkan dee-lam) memungkinkan telepon garis untuk
membuat koneksi cepat ke Internet. Ini adalah perangkat jaringan, yang terletak
di bursa telepon dari penyedia layanan, yang menghubungkan beberapa pelanggan
Digital Subscriber Lines (DSLs) dengan kecepatan tinggi backbone Internet line
menggunakan multiplexing teknik. Dengan menempatkan DSLAMs terpencil di lokasi
terpencil dengan sentral telepon , perusahaa telepon menyediakan layanan DSL ke
lokasi sebelumnya di luar jangkauan efektif.
Ethernet Switch
Sebuah Switch Ethernet adalah LAN
interkoneksi perangkat yang beroperasi pada lapisan data-link (lapisan 2) dari
model referensi OSI . saklar pada dasarnya mirip dengan jembatan, tetapi
biasanya mendukung jumlah yang lebih besar dari segmen LAN terhubung dan
memiliki kemampuan manajemen yang lebih kaya.
3. Routers
Sebuah Router mengartikan
informasi dari satu jaringan ke jaringan yang lain, dia hampir sama
dengan Bridge namun lebih pintar, router akan mencari
jalur yang terbaik untuk mengirimkan sebuah pesan yang berdasakan atas alamat
tujuan dan alamat asal.Sementara Bridges dapat mengetahui
alamat masing-masing komputer dimasing-masing sisi jaringan, router mengetahui
alamat komputerr, bridges danrouter lainnya. router dapat mengetahui
keseluruhan jaringan melihat sisi manayang paling sibuk dan dia bisa
menarik data dari sisi yang sibuk tersebut sampaisisi tersebut bersih. Jika
sebuah perusahaan mempunyai LAN dan menginginkan terkoneksi keInternet, mereka
harus membeli router. Ini berarti sebuah router
dapatmenterjemahkan informasi diantara LAN anda dan Internet. ini juga
berartimencarikan alternatif jalur yang terbaik untuk mengirimkan data
melewatiinternet.Ini berarti Router itu :
a. Mengatur jalur sinyal
secara effisien
b. Mengatur Pesan diantara dua
buah protocol
c. Mengatur Pesan diantara
topologi jaringan linear Bus dan Bintang(star) Mengatur Pesan diantara melewati
Kabel Fiber optic, kabel koaaksial atau kabel twisted pair.
4. Access Point
Access Point dalam jaringan computer adalah sebuah jalur akses
nirkabel (Wireless Access Point atau AP) yang memungkinkan antar perangkat
untuk terhubung ke jaringan nirkabel dengan menggunakan Wi-Fi, Bluetooth atau
standar terkait. WAP biasanya yang terhubung ke jaringan kabel, dan dapat
relay data antara perangkat nirkabel (seperti komputer atau printer) dan kabel
pada perangkat jaringan.
Access Point berfungsi sebagai Switch yang bertindak untuk menghubungkan jaringan lokal dengan jaringan wireless/nirkabel, di access point inilah koneksi data/internet dipancarkan atau dikirim melalui gelombang radio, ukuran kekuatan sinyal juga mempengaruhi area coverage yang akan dijangkau, semakin besar kekuatan sinyal (ukurannya dalam satuan dBm atau mW) semakin luas jangkauannya.
Access Point berfungsi sebagai Switch yang bertindak untuk menghubungkan jaringan lokal dengan jaringan wireless/nirkabel, di access point inilah koneksi data/internet dipancarkan atau dikirim melalui gelombang radio, ukuran kekuatan sinyal juga mempengaruhi area coverage yang akan dijangkau, semakin besar kekuatan sinyal (ukurannya dalam satuan dBm atau mW) semakin luas jangkauannya.
Wireless Router (WR)
Wireless Router selain sebagai
penghubung (access point) untuk jaringan Local bisa berfungsi memforward IP di
luar dalam jaringan Local. Inilah fungsi maksimal dari router yaitu untuk
memprotect jaringan lokal kita sehingga resiko data diambil oleh orang luar
lebih sedikit. Jadi kesimpulannya wireless router adalah sebuah acces point
yang berfungsi meneruskan IP Local kita sedangkan Router berfungsi meneruskan
IP local kita menjadi IP yang kita inginkan.
Ciri-ciri fisik :
Pada Panel belakang biasanya terdapat :
Pada Panel belakang biasanya terdapat :
Omni Antena ada yang bisa dicopot (detachable antenna) biasanya
menggunakan konektor RP-SMA atau RP-TNC, ada juga yang fixed (non-detachable
antenna)
Reset button, tombol Reset untuk me-reset AP ke default factory setting
Ethernet port/Port WAN, Port ini biasanya ditandai dengan tulisan: Internet atau
WLAN. Kabel dari modem bisa masuk sini.menggunakan konektor RJ45 terhubung ke
Internet via Cable / DSL Modem
LAN Port (wired) bisa dipakai untuk konek desktop komputer, print server,
network-attached storage, dll. Port ini biasanya ditandai dengan angka 1-4.
Power adapter, colokan DC Power Supply
Pada panel depan, umumnya terdapat
lampu-lampu LED yang menjadi Indikator;
Indikator power, ketika power adapter dicolokkan, harus menyala.
WLAN atau Wireless B atau G, hanya dapat diaplikasikan pada wireless router
Led 1, 2, 3, or 4, indikator dimana LAN port digunakan ke perangkat lain. Jika
salah satu LAN digunakan, maka indikator harus menyala sesuai nomor di port
belakang yang digunakan.
Link Internet atau WAN, Jika LED Internet/WAN tidak menyala pastikan modem/ kabel
UTP LAN menyala dan telah terhubung ke port Internet dengan benar.
Peralatan Penunjang (optional)
1. Kabel Pigtail atau kabel jumper
dan konektor
Adalah kabel penghubung AP ke Antena Eksternal. Alat ini diperlukan untuk menghubungkan antara antena eksternal dengan access point.Kebanyakan Pigtail di pasaran adalah : RP- SMA to N-Type Male dan RP-TNC to N-Type Male.
2. Antena Eksternal, Tower dan Penangkal Petir ( Lightning Arrester )
Digunakan untuk meningkatkan jarak jangkau wireless LAN. Antena bawaan AP dilepas kemudian dengan pigtail, RF out AP dihubungkan ke Antena eksternal.
Adalah kabel penghubung AP ke Antena Eksternal. Alat ini diperlukan untuk menghubungkan antara antena eksternal dengan access point.Kebanyakan Pigtail di pasaran adalah : RP- SMA to N-Type Male dan RP-TNC to N-Type Male.
2. Antena Eksternal, Tower dan Penangkal Petir ( Lightning Arrester )
Digunakan untuk meningkatkan jarak jangkau wireless LAN. Antena bawaan AP dilepas kemudian dengan pigtail, RF out AP dihubungkan ke Antena eksternal.
Tower berguna untuk mendapatkan
jangkauan area coverage yang maksimal, kita perlu menaikkan antena omni
eksternal ke tempat yang tinggi agar client WLAN bisa menangkap sinyal
radio dengan baik.
Sebagai pengaman dari petir maka
kita memerlukan alat yang berfungsi menyalurkan kelebihan beban listrik saat
petir menyambar ke kabel pembumian(grounding), biasa dikenal dengan Lightning
Arrested Protector, dipasang pada kabel jumper antara perangkat access point
dengan antena eksternal. Grounding untuk penangkal petir umumnya ditanam dengan
batang tembaga hingga kedalaman beberapa meter sampai mencapai sumber air.
3. POE (Power Over Ethernet) atau DC
Power Injector
Agar kabel listrik tidak dinaikkan ke atas untuk “menghidupkan” access point maka kita memerlukan alat “POE” ini, yang fungsinya mengalirkan listrik melalui kabel ethernet atau kabel UTP/STP.
Agar kabel listrik tidak dinaikkan ke atas untuk “menghidupkan” access point maka kita memerlukan alat “POE” ini, yang fungsinya mengalirkan listrik melalui kabel ethernet atau kabel UTP/STP.
Berbagai Branded Wireless Access
Point :
Senao ECB 3220
Linksys WRT54GL DDWRT
TP-LINK WA601G
DWL-2100AP AirPlus Xtreme G
High-Speed 2.4 GHz
Netgear
D-Link AirPremier DWL-2210AP
Asus WL-HDD 2.5
Pengertian Router Dan Macam-Macam Jenis Tipe Router
blog.dimensidata.com – Pengertian Router Dan Macam-Macam Jenis Tipe Router. Apa
yang dimaksud dengan Router? Istilah router tersebut kita temukan dalam
istilah jaringan. Router
adalah System perangkat jaringan yang berfungsi untuk mengirimkan sejumlah
paket data dari suatu jaringan internet menuju ke tujuannya dengan melalui
sebuah proses yang biasa disebut routing. Router tersebut menghubungkan dua
jaringan atau lebih, sehingga berbeda dengan switch.
Perbedaan mendasar antara router dan
switch adalah, jika router berfungsi untuk menghubungkan dua atau lebih dari
satu jaringan LAN, sedangkan switch tersebut berfungsi untuk menghubungkan
sejumlah perangkat guna menghasilkan jaringan LAN itu sendiri. Jadi memang
berbeda cukup jelas. Router tersebut bisa digunakan untuk mengkoneksikan
banyak jaringan kecil ke sebuah jaringan yang ukurannya lebih besar, atau yang
disebut dengan internetwork.
Atau bisa juga dikatakan untuk
membagi sebuah jaringan yang besar ke dalam beberapa subnetwork dengan fungsi
untuk meningkatkan kinerja serta juga mempermudah system manajemennya. Router
tersebut juga kadang bisa digunakan untuk menghubungkan dua buah jaringan yang
memakai media yang berbeda, berbeda arsitektur jaringan, seperti misalnya dari
Ethernet ke Token Ring.
Jenis-Jenis
Router
Secara umum, router tersebut
dikelompokkan dalam dua jenis, yakni router statis dan router dinamis. Router
statis (static router) adalah router yang mempunyai tabel routing dengan
kondisi statis yang diatur dengan cara manual oleh pihak administrator
jaringan. Sementara router dinamis (dynamic router) adalah router yang
mempunyai dan membuat tabel routing dengan kondisi dinamis dengan cara membaca
lalu lintas jaringan, juga saling berhubungan dengan beberapa router lainnya.
Berdasarkan jenisnya, router sendiri
dibagi dalam 3 jenis, berikut ini ketiga jenis router tersebut beserta penjelasannya:
1.
Router PC
Router PC adalah Sistem Operasi yang
memiliki fasilitas untuk mensharing atau membagi IP Address. Router PC
merupakan computer yang dibuat sedemikian rupa sehingga bisa berfungsi sebagai
router. Sebuah computer bisa dijadikan router tidak harus dengan spesifikasi
yang tinggi. Computer pentium dua memiliki hard drive 10 GB dan ram 64 sudah
bisa digunakan sebagai router dengan cara menginstall system operasi khusus
untuk router tersebut. Yang paling banyak digunakan adalah system operasi
Mikrotik.
2.
Router Hardware
Router Hardware adalah sistem
perangkat yang memiliki kemampuan seperti halnya router, sehingga hardware atau
perangkat keras tersebut bisa membagi, memancarkan, serta juga mensharing IP
Address.
3.
Router Aplikasi
Router Aplikasi adalah aplikasi yang
dapat diinstal pada Sistem Operasi sehingga bisa membuat Sistem Operasi
bersangkutan memiliki kemampuan seperti halnya router, contohnya WinProxy,
WinRoute, SpyGate dan juga WinGate.
Berdasarkan pada cara pengiriman
datanya, routing tersebut dibagi menjadi dua jenis yaitu routing langsung dan
routing tidak langsung. Routing langsung tersebut adalah routing dengan cara
mengirim data dari satu alamat IP kepada alamat IP yang lain tanpa harus
melalui sebuah host. Seperti sebuah komputer yang memiliki alamat IP A hendak
mengirimkan data pada alamat IP B, maka datanya tersebut akan bisa langsung
dikirim.
Akan tetapi untuk routing tidak
langsung sedikit berbeda, data yang dikirimkan tersebut harus lah lebih dulu
melewati host lainnya, Sebagai contoh misalnya data yang dikirim oleh alamat IP
A pada alamat IP B haruslah melewati IP C lebih dahulu sebelum kemudian
disampaikan ke alamat IP B.
Demikian penjelasan tentang router, bagi mereka yang bekerja di system jaringan tentu saja
tidak asing lagi dengan istilah router tersebut.
Pengertian
Network Layer
Network
Layer
Fungsi dan tugas network layer :
Network layer berfungsi untuk pengendalian operasi subnet. Masalah desain yang penting adalah bagaimana caranya menentukan route pengiriman paket dari sumber ke tujuannya. Route dapat didasarkan pada table statik yang “dihubungkan ke” network. Route juga dapat ditentukan pada saat awal percakapan misalnya session terminal. Terakhir, route dapat juga sangat dinamik, dapat berbeda bagi setiap paketnya. Oleh karena itu, route pengiriman sebuah paket tergantung beban jaringan saat itu. Bila pada saat yang sama dalam sebuah subnet terdapat terlalu banyak paket, maka ada kemungkinan paket-paket tersebut tiba pada saat yang bersamaan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya bottleneck. Pengendalian kemacetan seperti itu juga merupakan tugas network layer.
Karena operator subnet mengharap bayaran yang baik atas tugas pekerjaannya.
seringkali terdapat beberapa fungsi accounting yang dibuat pada network layer.
Untuk membuat informasi tagihan, setidaknya software mesti menghitung jumlah
paket atau karakter atau bit yang dikirimkan oleh setiap pelanggannya.
Accounting menjadi lebih rumit, bilamana sebuah paket melintasi batas negara
yang memiliki tarip yang berbeda.
Perpindahan paket dari satu jaringan
ke jaringan lainnya juga dapat menimbulkan masalah yang tidak sedikit. Cara
pengalamatan yang digunakan oleh sebuah jaringan dapat berbeda dengan cara yang
dipakai oleh jaringan lainnya. Suatu jaringan mungkin tidak dapat menerima paket
sama sekali karena ukuran paket yang terlalu besar. Protokolnyapun bisa berbeda
pula, demikian juga dengan yang lainnya. Network layer telah mendapat tugas
untuk mengatasi semua masalah seperti ini, sehingga memungkinkan
jaringan-jaringan yang berbeda untuk saling terinterkoneksi.
Network
Berfungsi untuk mendefinisikan
alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan
routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer3.
Network, merupakan layer yang
mendefinisikan akhir pengiriman paket data dimana komputer mengidentifikasi
logical address seperti IP Addreses, bagaimana meneruskan/routing (oleh router)
untuk siapa pengiriman paket data. Layer ini juga mendefinisikan fragmentasi
dari sebuah paket dengan ukuran unit yang lebih kecil. Router adalah contoh
yang tepat dari definisi layer ini.
Lapisan ini menyediakan teknologi
switching dan routing, membuat jalur logis -yang dikenal sebagai sirkuit
virtual- untuk transmisi data dari node ke node. Routing dan forwarding adalah
fungsi dari lapisan ini, serta pengalamatan, internetworking, error handling,
kontrol kongesti dan sequensi paket.
Network layer berfungsi untuk
pengendalian operasi subnet, mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk
paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan
menggunakan router. Masalah desain yang penting adalah bagaimana caranya
menentukan route pengiriman paket dari sumber ke tujuannya. Route dapat
didasarkan pada table statik yang dihubungkan ke network. Route juga dapat
ditentukan pada saat awal percakapan, misalnya session terminal. Terakhir,
route dapat juga sangat dinamik, dapat berbeda bagi setiap paketnya. Oleh
karena itu, route pengiriman sebuah paket tergantung beban jaringan saat itu.
Bila pada saat yang sama dalam
sebuah subnet terdapat terlalu banyak paket, maka ada kemungkinan paket-paket
tersebut tiba pada saat yang bersamaan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya
bottleneck. Pengendalian kemacetan seperti itu juga merupakan tugas network
layer.
Tugas utama dari layer network
adalah menyediakan fungsi routing sehingga paket dapat dikirim keluar dari
segment network lokal ke suatu tujuan yang berada pada suatu network lain. IP,
Internet Protocol, umumnya digunakan untuk tugas ini. Protocol lainnya seperti
IPX, Internet Packet eXchange. Perusahaan Novell telah memprogram protokol
menjadi beberapa, seperti SPX (Sequence Packet Exchange) & NCP (Netware
Core Protocol). Protokol ini telah dimasukkan ke sistem operasi Netware.
Secara umum fungsi dari network
layer adalah:
• Membagi aliran data biner ke paket diskrit dengan panjang tertentu
• Mendeteksi Error
• Memperbaiki error dengan mengirim ulang paket yang rusak
• Mengendalikan aliran
• Mengangkut lalu lintas antar peralatan yang tidak terhubung secara local
• Paket diterima oleh interface router
• Router akan mencek alamat IP tujuan
• Melakukan routing tabel
• Membagi aliran data biner ke paket diskrit dengan panjang tertentu
• Mendeteksi Error
• Memperbaiki error dengan mengirim ulang paket yang rusak
• Mengendalikan aliran
• Mengangkut lalu lintas antar peralatan yang tidak terhubung secara local
• Paket diterima oleh interface router
• Router akan mencek alamat IP tujuan
• Melakukan routing tabel
Tugas Utama Network Layer
Tugas utama dari layer network adalah menyediakan fungsi
routing sehingga paketdapat dikirim keluar dari segment network lokal ke suatu
tujuan yang berada padasuatu network lain. IP, Internet Protocol, umumnya
digunakan untuk tugas ini. Protocollainnya seperti IPX, Internet Packet
eXchange. Perusahaan Novell telah memprogram protokol menjadi beberapa, seperti
SPX (Sequence Packet Exchange) & NCP (NetwareCore Protocol). Protokol ini
telah dimasukkan ke sistem operasi Netware. Fungsi network layer antara lain:
Untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dankemudian
melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router danswitch
layer-3. Contoh dari Network Layer : B-router
Network
component
o
Bridge
o
Switch
o
ISDN Router
o
Intelligent Hub
o
NIC
o
Advanced Cable Tester
Protocols
o
IP; ARP; RARP, ICMP; RIP; OSFP;
o
IGMP;
o
IPX
o
NWLink
o
NetBEUI
o
OSI
o
DDP
o
DECnet
Fungsi Utama Network Layer
NETWORK LAYER
Network Layer merupakan
layer yang bertanggung jawab menentukan alamat jaringan, menentukan rute yang
harus diambil selama perjalanan, dan menjaga antrian trafik di jaringan. Data
pada layer ini berbentuk paket.
Memahami
Proses Data Berjalan Dati Satu Jaringan Ke Jaringan Lainnya
Fungsi utama dari layer tiga, yaitu layer Network adalah pada referensi model OSI untuk enable message untuk melewati antar jaringan local yang terhubung, yang biasanya lebih banyak jaringan lewat link WAN. Piranti-piranti, protocol-protocol, dan program-program yang berjalan pada layer Network bertanggung jawab untuk mengidentifikasikan, memilah, dan mengarahkan traffic yang melalui antar-jaringan.
Jaringan menjelaskan beberapa kumpulan dari piranti terhubung bersama-sama untuk berbagi informasi dan resources dan juga saling berkomunikasi. Secara fisik, jaringan-jaringan diidentifikasikan oleh segmen-segmen media transmisi dan juga oleh address-address jaringan.
Fungsi utama dari layer tiga, yaitu layer Network adalah pada referensi model OSI untuk enable message untuk melewati antar jaringan local yang terhubung, yang biasanya lebih banyak jaringan lewat link WAN. Piranti-piranti, protocol-protocol, dan program-program yang berjalan pada layer Network bertanggung jawab untuk mengidentifikasikan, memilah, dan mengarahkan traffic yang melalui antar-jaringan.
Jaringan menjelaskan beberapa kumpulan dari piranti terhubung bersama-sama untuk berbagi informasi dan resources dan juga saling berkomunikasi. Secara fisik, jaringan-jaringan diidentifikasikan oleh segmen-segmen media transmisi dan juga oleh address-address jaringan.
Subnetting
Jaringan
Suatu jaringan didefinisikan oleh address jaringannya. Address jaringan dapat
mempunyai arti baik internal maupun external. Dilihat dari luar (jaringan
tersebut), sebuah address jaringan dapat mengidentifikasikan suatu jaringan
dibawah satu administrasi. Secara internal, jaringan itu sendiri dapat dibagi
kedalam beberapa jaringan, dimana masing-masing mempunyai address jaringannya
sendiri-sendiri. Hal ini disebut sebagai “subnetting”.
Subnetting
Layer Network
Perhatikan gambar diatas ini, dari luar jaringan ini terlihat sebagai satu address jaringan yang di manage oleh satu organisasi. Akan tetapi secara internal, jaringan ini mempunyai banyak subnet-subnet. Setiap subnet tidak dapat berkomunikasi satu sama lain, akan tetapi dengan router-router semua piranti bisa melakukan komunikasi satu sama lain antar jaringan (sesuai dengan rule security yang dibuat). Router-router menghubungkan jaringan-jaringan, segmen jaringan dengan address-address yang berbeda.
Perhatikan gambar diatas ini, dari luar jaringan ini terlihat sebagai satu address jaringan yang di manage oleh satu organisasi. Akan tetapi secara internal, jaringan ini mempunyai banyak subnet-subnet. Setiap subnet tidak dapat berkomunikasi satu sama lain, akan tetapi dengan router-router semua piranti bisa melakukan komunikasi satu sama lain antar jaringan (sesuai dengan rule security yang dibuat). Router-router menghubungkan jaringan-jaringan, segmen jaringan dengan address-address yang berbeda.
Address
Layer Network
Pada layer
Data Link, address-address mengidentifikasikan masing-masing piranti fisik.
Jika anda paham dengan
NIC adapter pada komputer, NIC mempunyai address MAC yang
unik. Akan tetapi mengidentifikasikan address fisik tersebut belumlah cukup
untuk bisa melakukan komunikasi dan melakukan routing antar-jaringan. Kemampuan
untuk melakukan routing antar jaringan tergantung identifikasi
jaringan-jaringan. Hal ini bisa dilakukan dengan addressing jaringan, disebut
juga logical addresses untuk membedakan mereka dari address fisik yang dipakai
pada layer Data Link. Logical addresses meng-identifikasikan kedua segmen
address jaringan, dan address piranti itu sendiri, walaupun piranti mempunyai
address fisik juga.
Address jaringan secara tipical berisi dua komponen: sebuah address segmen jaringan, dan sebuah address logical piranti, keduanya digunakan untuk mengarahkan (route) messages.
Address jaringan secara tipical berisi dua komponen: sebuah address segmen jaringan, dan sebuah address logical piranti, keduanya digunakan untuk mengarahkan (route) messages.
Addressing
Layer Network
Berikut ini
mengilustrasikan bagaimana sebuah komputer A pada jaringan AA ingin mengirim
pesan kepada komputer D pada jaringan CC.
1.
Pertama-pertama paket sampai pada layer Network pada komputer A. Piranti
komputer tersebut menambahkan address tujuan (piranti D pada jaringan CC).
Piranti ini juga menambahkan address asal (piranti A dan jaringan AA) sehingga
piranti penerima dapat membalas seperlunya. Sekarang paket pesan berisi
D|CC|A|AA (yaitu address tujuan dan address asal).
2.
Pada layer Data Link piranti ini menambahkan address pirantinya sendiri (30)
dan juga address piranti pada hop berikutnya (40). Sekarang paket berisi
30|40|D|CC|A|AA.
3.
Paket sampai pada router B dan router B memeriksa address Data Link tujuan pada
paket tersebut dan ternyata ditujukan pada nya, maka router B tersebut melepas
address Data Link layer. Kemudian router B ini memeriksa address Network layer
tujuan. Ternyata address network layer ini tidak berada pada jaringan router B.
4.
Kemudian router memaket ulang address layer Data Link tujuan dan juga address
Piranti dirinya sendiri (40) dan juga address piranti pada hop router C berikutnya
(50). Sekarang paket tersebut berisi 40|50|D|CC|A|AA, kemudian paket berjalan
menuju ke router C.
5.
Router C menerima paket tersebut dan menghapus address piranti (40|50), dan
memeriksa address jaringan tujuan dan diketahui bahwa address jaringan ada pada
jaringan dia sendiri sementara address layer Data Link tujuan adalah piranti D.
kemudian memaket ulang pada layer Data Link dan menambahkan address piranti
dirinya sendiri (50) dan juga address piranti tujuan (60). Sekarang paket
berisi 50|60|D|CC|A|AA dan kemudian paket berjalan menuju ke komputer D.
6.
Komputer D menerima paket dan menghapus address layer Data Link, address
aslinya A|AA dan address tujuan D|CC tersimpan di layer Network. sampailah data
yang dikirim dari komputer A ke komputer D.
Point-point berikut
perlu dipahami mengenai bagaimana paket berjalan menuju address tujuan
melintasi suatu rute antar-jaringan.
- Kedua address physical layer Data Link dan address logical layer Network digunakan dalam proses pengiriman.
- Address Network berisi kedua address logical Network dan address logical piranti.
- Address asal dan address tujuan dari masing-masing address logical Network dan juga address logical piranti keduanya ada didalam paket
- Address layer Data Link tujuan menunjukkan address physical (MAC address) dari piranti pada hop berikutnya.
- Address layer Data Link tujuan pada paket berubah ketika paket dikirim dari satu hop ke hop berikutnya.
- Address Network tujuan menunjukkan address dari piranti tujuan terakhir.
- Address Network tetap konstan ketika paket berjalan menuju dari hop ke hop.
- Address Network menunjukkan kedua address logical jaringan dan logical piranti.
Protocol-protocol
Routing
Protocol-protocol layer Network adalah proses software yang melakukan fungsi routing antar-jaringan. Suatu router Cisco dapat menjalankan beberapa protocol layer Network sekaligus dimana setiap protocol berjalan independen satu sama lain. Suatu protocol routing adalah protocol layer Network sesungguhnya yang menjalankan fungsi routing antar jaringan. Protocol routing mempelajari dan berbagi informasi routing antar-jaringan, dan membuat keputusan-keputusan tentang jalur mana yang akan dipakai. Protocol-protocol routing meliputi yang nerikut:
Protocol-protocol layer Network adalah proses software yang melakukan fungsi routing antar-jaringan. Suatu router Cisco dapat menjalankan beberapa protocol layer Network sekaligus dimana setiap protocol berjalan independen satu sama lain. Suatu protocol routing adalah protocol layer Network sesungguhnya yang menjalankan fungsi routing antar jaringan. Protocol routing mempelajari dan berbagi informasi routing antar-jaringan, dan membuat keputusan-keputusan tentang jalur mana yang akan dipakai. Protocol-protocol routing meliputi yang nerikut:
1. Routing Information protocols (RIP)
2. Interrior Gateway Routing Protocol
(IGRP)
3. Open shortest path first (OSPF)
4. Netware link service protocol (NLSP)
Protocol
yang bisa diarahkan (routed protocol)
Suatu routed protocol
adalah suatu protocol upper-layer yang dapat dilewatkan antar-jaringan. Suatu
protocol yang bisa dilewatkan harus berisi informasi address layer Network.
Protocol-protocol yang bisa di-route dilewatkan antar-jaringan oleh
protocol-protocol yang meliputi: IP; IPX; AppleTalk; dan juga DECNet.
Protocol yang
Tidak dapat dilewatkan (Non-routable protocols)
Tidak semua protocol
bisa dilewatkan atau diarahkan, yang merupakan protocol-protocol yang tidak
bisa dilewatkan yang mana:
1.
Tidak mendukung data layer Network; tidak berisi address-address logical.
2.
Menggunakan Static route-route yang sudah didefinisikan yang tidak bisa diubah.
Sebagai contoh:
1.
NetBIOS (Network Basic Input / Output)
2.
NetBEUI (NetBIOS Extended user interface
3.
LAT (Local Area Transport)
Switching
Disamping routing,
fungsi lain dari layer Network ini adalah Switching.
1.
Kemampuan dari sebuah router untuk menerima data pada satu port dari satu
jaringan dan mengirim nya keluar port yang lain pada jaringan lainnya.
2.
Memindahkan data antara jaringan-2 terhubung untuk mencapai tujuan akhir.
Ada dua metoda bagaimana paket-paket berjalan melalui suatu jaringan yang kompleks, switching circuits, dan paket switching.
Ada dua metoda bagaimana paket-paket berjalan melalui suatu jaringan yang kompleks, switching circuits, dan paket switching.
Circuit Switching
mempunyai karakteristik berikut:
1.
Jalur ditentukan dari start ke finish.
2.
Jalur harus terbentuk terlebih dahulu sebelum dimulainya komunikasi.
3.
Mirip seperti setting panggilan, dan menggunakan technology yang sama yang
digunakan sebagai jaringan telpon.
4.
Semua paket mengambil jalur yang sama.
5.
Jalur adalah dedicated untuk conversation, dan harus dibuka tutup setiap saat.
6.
Menggunakan suatu Switched Virtual Circuit (SVC) antar piranti.
Koneksi WAN yang menggunakan jenis circuit switched ini adalah ISDN switched network. Packet Switching mempunyai karakteristik berikut:
Koneksi WAN yang menggunakan jenis circuit switched ini adalah ISDN switched network. Packet Switching mempunyai karakteristik berikut:
1.
Jalur ditentukan saat komunikasi terjadi.
2.
Pembentukan jalur koneksi tidak perlu sebelum memulai mengirim data.
3. Packet
Switching selalu ON dan tidak perlu dibangun lagi untuk setiap sessi.
4. Setiap
paket bisa mengambil jalur yang berbeda.
5. Setiap
jalur bisa juga dipakai oleh piranti lainnya pada saat bersamaan.
6.
Menggunakan suatu virtual circuit permanent (PVC) antar piranti
Alat-alat
dalam Network Layer
1.
NIC
NIC
(Network Interface Card) merupakan peralatan yang langsung berhubungan dengan
komputer dan didesain agar komputer dapat saling berkomunikasi. NIC juga
menyediakan akses ke media fisik jaringan, dimana setiap bit bit data seperti
tegangan listrik, arus, gelombang elektromagnetik, besaran fisik lainnya di
bentuk dan selanjutnya akan di tentukan oleh NIC. NIC adalah contoh perangkat
yang bekerja pada layer pertama atau layer physical.
2.
Repeater
Repeater merupakan salah satu contoh aktif hub, repeater merupakan alat yang
dapat menerima sinyal sinyal kemudian memperkuat dan mengirimkannya kembali
sinyal tersebut ke tempat lain sehingga dapat menjangkau area yang lebih luas.
Repeater termasuk peralatan yang bekerja pada layer physical.
3.
Hub
Merupakan peralatan yang dapat menggandakan frame data yang berasal dari salah
satu komputer ke semua port yang ada pada hub tersebut. Hub di pakai pada
jaringan topologi star dan bekerja pada layer data link.
4.
Bridge
Bridge merupakan peralatan yang dapat menggabungkan beberapa segmen dalam
sebuah jaringan. Beda halnya dengan hub, bridge dapat mempelajari MAC Address
tujuan. Sehingga apabila data dikirim melalui bridge maka data tersebut akan
dikirim ke komputer yang menjadi tujuannya saja. Bridge bekerja pada layer data
link.
5.
Switch
Switch memiliki beberapa kelebihan yakni dalam hal forwarding method paket yang
akan dilewatkan. Ada emapat jenis forwarding method yang dimiliki switch:
- Strore and forward
- Fragment free
- Cut through
- Adaptive switching
6.
Router
Router adalah peralatan jaringan yang dapat menggabungkan satu jaringan dengan
jaringan yang lain. Jika di amati router mirip dengan bridge, namun dalam
kasusnya router lebih “cerdas” dibanding bridge. Router bekerja menggunakan
routing table yang disimpan di memorinya untuk membuat keputusan ke mana dan
bagaimana paket akan dikirim melalui rute yang terbaik. Router bekerja pada
layer network.
Lapisan jaringan (network layer)
Network layer berfungsi untuk
pengendalian operasi subnet. Masalah desain yang penting adalah bagaimana
caranya menentukan route pengiriman paket dari sumber ke tujuannya. Route dapat
didasarkan pada table statik yang “dihubungkan ke” network Route juga dapat
ditentukan pada saat awal percakapan misalnya session terminal. Terakhir, route
dapat juga sangat dinamik, dapat berbeda bagi setiap paketnya. Oleh karena itu,
route pengiriman sebuah paket tergantung beban jaringan saat itu.
Arti istilah Brouter dianggap
berkaitan erat dengan pengertian berikut :
Suatu alat penghubung jaringan yang
mengkombinasikan fungsi router dan bridge. Alat ini mengatur lewatnya data
sesuai dengan protokol yang dipakai dan menjembatani semua lalu lintas data
lain.
Contoh dari Network layer:
B-router
Network components:
- Brouter
- Router
- Frame Relay Device
- ATM Switch
- Advanced Cable Tester
Protocols:
* IP; ARP; RARP, ICMP; RIP; OSFP;
* IP; ARP; RARP, ICMP; RIP; OSFP;
* IGMP;
* IPX
* NWLink
* NetBEUI
* OSI
* DDP
* DECnet
ICMP (Internet Control Message Protocol) adalah protokol yang bertugas mengirimkan pesan-pesan
kesalahan dan kondisi lain yang memerlukan perhatian khusus. Pesan / paket
ICMP dikirim jika terjadi masalah pada layer IP dan layer atasnya (TCP/UDP). Pada konsisi normal, protokol IP berjalan dengan baik. Namun ada beberapa kondisi dimana
koneksi IP terganggu, misalnya karena Router crash, putusnya kabel,
atau matinya host tujuan. Pada saat ini ICMP membantu menstabilkan
kondisi jaringan,
dengan memberikan pesan-pesan tertentu sebagai respons atas kondisi tertentu
yang terjadi pada jaringan tersebut.
contoh : hubungan antar router A dan B mengalami masalah, maka router A secara otomatis akan mengirimkan paket ICMP Destination Unreachable ke host pengirim paket yang berusaha melewati host B menuju tujuannya. Dengan adanya pemberitahuan ini maka host tujuan tidak akan terus menerus berusaha mengirimkan paketnya melewati router B.
Ada dua tipe pesan yang dapat dihasilkan ICMP :
contoh : hubungan antar router A dan B mengalami masalah, maka router A secara otomatis akan mengirimkan paket ICMP Destination Unreachable ke host pengirim paket yang berusaha melewati host B menuju tujuannya. Dengan adanya pemberitahuan ini maka host tujuan tidak akan terus menerus berusaha mengirimkan paketnya melewati router B.
Ada dua tipe pesan yang dapat dihasilkan ICMP :
- ICMP Error Message (dihasilkan jika terjadi kesalahan jaringan)
- ICMP Query Message (dihasilkan jika pengirim paket mengirimkan informasi tertentu yang berkaitan dengan kondisi jaringan.
ICMP Error Message dibagi menjadi beberapa jenis :
- Destination Unreachable, dihasilkan oleh router jika pengirim paket mengalami kegagalan akibat masalah putusnya jalur baik secara fisik maupun logic. Destination Unreacheable dibagi lagi menjadi beberapa jenis :
- Network Unreacheable, jika jaringan tujuan tak dapat dihubungi
- Host Unreacheable, jika host tujuan tak bisa dihubungi
- Protocol At Destination is Unreacheable, jika di tujuan tak tersedia protokol tersebut.
- Destination Host is Unknown, jika host tujuan tidak diketahui
- Destination Network is Unknown, jika network tujuan tidak diketahui
- Time Exceeded,
dikirimkan jika isi field TTL dalam paket IP sudah habis dan paket belum juga sampai ke
tujuannya. Tiap kali sebuah paket IP melewati satu router, nilai TTL dalam paket tsb,
dikurangi satu. TTL ini diterapkan untuk mencegah timbulnya paket IP yang terus menerus berputar-putar di network
karena suatu kesalahan tertentu. sehingga menghabiskan sumber daya yang
ada.
Field TTL juga digunakan oleh program traceroute untuk melacak jalannya paket dari satu host ke host lain. Program traceroute dapat melakukan pelacakan rute berjalannya IP dengan cara mengirimkan paket kecil UDP ke IP tujuan, dengan TTL yang di set membesar.
Saat paket pertama dikirim, TTL diset satu, sehingga router pertama akan membuang paket ini dan mengirimkan paket ICMP Time Exceeded, kemudian paket kedua dikirim, dengan TTL dinaikan. Dengan naiknya TTL paket ini sukses melewati router pertama namun dibuang oleh router kedua, router ini pun mengirim paket ICMP time Exceeded. - Parameter Problem, paket ini dikirim jika terdapat kesalahan parameter pada header paket IP.
- Source Quench, Paket ICMP ini dikirimkan jika router tujuan mengalami kongesti. Sebagai respons atas paket ini pihak pengirim paket harus memperlambat pengiriman paketnya.
- Redirect, paket ini dikirimkan jika router merasa host mengirimkan paket IP melalui router yang salah. Paket ini seharusnya dikirimkan melalui router lain.
|
Timbulnya
ICMP
|
Sedangkan ICMP Query Message
Terdiri atas :
- Echo dan Echo Reply, Bertujuan untuk memeriksa apakah sistem tujuan dalam keadaan aktif. Program ping merupakan program pengisi paket ini. Respondet harus mengembalikan data yang sama dengan data yang dikirimkan.
- Timestamp dan Timestamp Reply, Menghasilkan informasi waktu yang diperlukan sistem tujuan untuk memproses suatu paket.
- Address mask, untuk mengetahui beberapa netmask yang harus digunakan suatu host dalam suatu network.
Sebagai paket pengatur kelancaran jaringan paket ICMP tidak diperbolehkan membebani network. Karenanya paket ICMP tidak boleh dikirim saat terjadi problem yang disebabkan oleh :
- Kegagalan pengririman paket ICMP
- Kegagalan pengiriman paket broadcast atau multicast.
Lapisan data-link (data link layer) adalah lapisan kedua dari bawah
dalam model OSI,
yang dapat melakukan konversi frame-frame
jaringan yang berisi data yang dikirimkan
menjadi bit-bit
mentah agar dapat diproses oleh lapisan fisik.
Lapisan ini merupakan lapisan yang akan melakukan transmisi data antara
perangkat-perangkat jaringan yang saling berdekatan di dalam sebuah wide area network (WAN), atau antara node di dalam sebuah segmen local area network (LAN) yang sama. Lapisan ini bertanggungjawab dalam membuat
frame, flow control, koreksi kesalahan dan pentransmisian ulang
terhadap frame yang dianggap gagal. MAC address
juga diimplementasikan di dalam lapisan ini. Selain itu, beberapa perangkat
seperti Network
Interface Card (NIC), switch layer 2 serta bridge jaringan juga beroperasi di sini.
Lapisan data-link menawarkan layanan pentransferan data melalui saluran fisik. Pentransferan data tersebut mungkin dapat diandalkan atau tidak: beberapa protokol lapisan data-link tidak mengimplementasikan fungsi Acknowledgment untuk sebuah frame yang sukses diterima, dan beberapa protokol bahkan tidak memiliki fitur pengecekan kesalahan transmisi (dengan menggunakan checksumming). Pada kasus-kasus tersebut, fitur-fitur acknowledgment dan pendeteksian kesalahan harus diimplementasikan pada lapisan yang lebih tinggi, seperti halnya protokol Transmission Control Protocol (TCP) (lapisan transport).
Tugas utama dari data link layer adalah sebagai fasilitas transmisi data mentah dan mentransformasi data tersebut ke saluran yang bebas dari kesalahan transmisi. Sebelum diteruskan ke Network Layer, lapisan data link melaksanakan tugas ini dengan memungkinkan pengirim memecah-mecah data input menjadi sejumlah data frame (biasanya berjumlah ratusan atau ribuan byte). Kemudian lapisan data link mentransmisikan frame tersebut secara berurutan dan memproses acknowledgement frame yang dikirim kembali oleh penerima. Karena lapisan fisik menerima dan mengirim aliran bit tanpa mengindahkan arti atau arsitektur frame, maka tergantung pada lapisan data-link-lah untuk membuat dan mengenali batas-batas frame itu. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membubuhkan bit khusus ke awal dan akhir.
Fungsi spesifik data link layer :
a. Penyediaan interface layanan bagi network layer
b. Penentuan cara pengelompokan bit dari physical layer ke dalam frame
c. Menangani error transmisi
d. Mengatur aliran frame
Layanan Data Link Layer
a. Connectionless
b. Connection
c. Oriented Connection
1. Framing
Salah satu cara pembuatan frame adalah dengan menyisipkan gap waktu diantara
dua buah frame, (seperti spasi antara 2 kata).
Empat metode framing yang digunakan :
a. Karakter penghitung
b. Pemberian karakter awal dan akhir, dengan pengisian karakter
c. Pemberian flag awal dan akhir, dengan pengisian bit
d. Pelanggaran pengkodean physical layer
Metode 1
Menggunakan sebuah field pada header untuk menspesifikasikan jumlah karakter didalam frame. Ketika data link layer pada mesin yang dituju melihat karakter penghitung, maka data link layer akan mengetahui jumlah yang mengikutinya, dan kemudian juga akan mengetahui posisi ujung framenya.
Metode 2
Mengatasi masalah resinkronisasi setelah terjadi suatu error dengan membuat masing-masing frame diawali dengan deretan karakter DLE STX ASCII dan diakhiri dengan DLE ETX (DLE=Data Link Escape, STX= Start of TeXt, ETX=End of TeXt). Bila tempat yang dituju kehilangan track batas-batas frame, maka yang perlu dilakukan adalah mencari karakter-karakter DLE STX dan DLE ETX. Character stuffing (pengisian karakter) adalah teknik membuat data link layer pengirim menyisipkan sebuah karakter DLE ASCII tepat sebelum karakter DLE "insidentil" pada data, sehingga data link pada mesin penerima membuang DLE sebelum data diberikan ke network layer.
Hal tersebut digunakan untuk menangani masalah transmisi untuk data biner, seperti program object, bilangan floating-point yang mudah sekali menganggu framing. Kerugiannya adalah berkaitan erat dengan karakter 8-bit secara umum dan kode karakter ASCII pada khususnya.
Metode 3
Teknik baru adalah setiap frame diawali dan diakhiri oleh pola bit khusus, 01111110, yang disebut byte flag. Kapanpun data link layer pada pengirim menemukan lima buah flag yang berurutan pada data, maka datalink secara otomatis mengisikan sebuah bit 0 ke aliran bit keluar. Pengisian bit ini analog dengan pengisian karakter, dimana sebuah DLE diisikan ke aliran karakter keluar sebelum DLE pada data. Dengan menggunakan penambahan bit yang berubah-ubah dapat dimasukan kedalam data field dari frame. Proses ini disebut dengan transparansi data
Metode 4
Hanya bisa digunakan bagi jaringan yang encoding pada medium fisiknya mengandung beberapa redundansi (pengulangan). Misalnya, sebagian LAN melakukan encode bit 1 data dengan menggunakan 2 bit fisik. Manfaat kode fisik tersebut merupakan bagian standar LAN 802.
Banyak protokol datalink yang memakai kombinasi sebuah hitungan karakter menggunakan metode lainnya dengan alasan keamanan tambahan. Frame akan berlakuk hanya bila terdapat delimiter yang sesuai pada posisi tertentu dan checksum-nya benar. Bila tidak, aliran input akan disisir untuk mencari delimiter berikutnya.
2. Kontrol Error
Cara umum menjamin pengiriman reliabel adalah memberikan pengirim beberapa
feedback tentang apa yang terjadi di sisi lain dari saluran, yaitu kontrol khusus berupa acknowledgement positif atau negatif. Acknowledgement positif, bahwa frame telah sampai dengan baik, begitu sebaliknya. Masalah timbul bila terjadi letupan noise (fungsi hardware tidak baik), yaitu bahwa penerima tidak bereaksi sama sekali (posisi menggantung).
Untuk itu pemakaian timer ke dalam data link layer sangat dibutuhkan, yaitu pada saat pengirim mentransmisikan sebuah frame, pengirim juga mengaktifkan timer. Umumnya frame akan diterima dengan benar dan acknowledgment akan kembali sebelum timer habis.
Pada saat terjadi kegagalan transmisi, akan terjadi permintaan ulang frame yang dikirimkan. Untuk menghindari duplikasi frame-frame yang diulang tersebut, diberikan urutan nomor.
Ada dua pendekatan untuk deteksi kesalahan :
1. Forward Error Control
Dimana setiap karakter yang ditransmisikan atau frame berisi informasi tambahan (redundant) sehingga bila penerima tidak hanya dapat mendeteksi dimana error terjadi, tetapi juga menjelaskan dimana aliran bit yang diterima error.
2. Feedback (backward) Error Control
Dimana setiap karakter atau frame memilki informasi yang cukup untuk memperbolehkan penerima mendeteksi bila menemukan kesalahan tetapi tidak lokasinya. Sebuah transmisi kontro digunakan untuk meminta pengiriman ulang, menyalin informasi yang dikirimkan.
Feedback error control dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Teknik yang digunakan untuk deteksi kesalahan
2. Kontrol algoritma yang telah disediakan untuk mengontrol transmisi ulang.
Metode Deteksi Kesalahan :
1. Echo
Metode sederhana dengan sistem interaktif .
Operator memasukkan data melalui terminal dan mengirimkan ke komputer. Komputer akan menampilkan kembali ke terminal, sehingga dapat memeriksa apakah data yang dikirimkan dengan benar.
2. Error Otomatis
Metode dengan tambahan bit pariti.
Terdapat 2 cara :
a. Pariti Ganjil (Odd Parity)
Yaitu bit pariti yang ditambahkan supaya banyaknya bit "1" tiap karakter atau data ganjil.
b. Pariti Genap (Even Parity)
Yaitu bit pariti yang ditambahkan supaya banyaknya bit "1" tiap karakter atau data genap.
Dengan bit pariti dikenal 3 deteksi kesalahan, yaitu :
4. Deteksi dan Koreksi Kesalahan
Strategi pertama menggunakan kode-kode pengkoreksian error (error-correcting codes) dan strategi kedua menggunakan kode-kode pendeteksian error (error-detecting codes). Ketika penerima melihat codeword yang tidak valid, maka penerima dapat berkata bahwa telah terjadi error pada tranmisi (Codeword Hamming). Salah satu kode pendeteksian yang digunakan adalah kode polynomial/cyclic redundancy code (CRC).
Probabilitas dari koreksi kesalahan (P3) adalah 0, diasumsikan bahwa probabilitas dari error bit (Pb) adalah konstan untuk setiap bit yang dapat dinyatakan dalam :
Gambar prinsip deteksi error (kesalahan)
Contoh-contoh protokol data link
• HDLC (High Level Data Link Control) Digunakan dalam jaringan X.25
Dengan bit pariti dikenal 3 deteksi kesalahan, yaitu :
a. Vertical Redundancy Check / VRC
Setiap karakter yang dikirimkan (7 bit) diberi 1 bit pariti. Bit pariti ini diperiksa oleh penerima untuk mengetahui apakah karakter yang dikirim benar atau salah. Cara ini hanya dapat melacak 1 bit dan berguna melacak kesalahan yang terjadi pada pengiriman berkecepatan menengah, karena kecepatan tinggi lebih besar kemungkinan terjadi kesalahan banyak bit.
Kekurangan : bila ada 2 bit yang terganggu ia tidak dapat melacaknya karena paritinya akan benar.
Contoh :
ASCII huruf "A" adalah 41h
100 0001 ASCII 7 bit
1100 0001 ASCII dengan pariti ganjil
0100 0001 ASCII dengan pariti genap
b. Longitudinal Redundancy Check / LRC
LRC untuk data dikirim secara blok. Cara ini seperti VRC hanya saja penambahan bit pariti tidak saja pada akhir karakter tetapi juga pada akhir setiap blok karakter yang dikirimkan. Untuk setiap bit dari seluruh blok karakter ditambahkan 1 bit pariti termasuk juga bit pariti dari masing-masing karakter.
DATA FLOW
longitudinal check
V C 1 0 1 0 0 1 1 0 1 LRC
E H 1 0 0 1 0 1 0 0 0 Horizontal
R E 0 1 1 0 0 0 0 0 1 Parity
T C 0 0 0 1 1 1 0 1 1 Bits
I K 1 0 0 0 1 0 0 1 0
C 0 0 0 1 1 0 1 0 0
A 1 1 1 0 0 1 1 0 0
L
1 1 0 0 0 1 0 1 0
Gambar Longitudinal Redundancy Check
Tiap blok mempunyai satu karakter khusus yang disebut Block Check Character (BCC) yang dibentuk dari bit uji. dan dibangkitkan dengan cara sebagai berikut : " Tiap bit BCC merupakan pariti dari semua bit dari blok yang mempunyai nomor bit yang sama. Jadi bit 1 dari BCC merupakan pariti genap dari semua bit 1 karakter yang ada pada blok tersebut, dan seterusnya".
Contoh :
Bit 0 : 1 1 1 1 0
Bit 1 : 1 0 0 0 1 B
Bit 2 : 0 0 0 0 0 C
Bit 3 : 0 0 0 0 0 C
Bit 4 : 0 0 0 0 0
Bit 5 : 0 0 0 0 0
Bit 6 : 1 1 1 1 0
Parity : 0 1 1 1 0
Kerugian : terjadi overhead akibat penambahan bit pariti per 7 bit untuk karakter.
c. Cyclic Redundancy Check / CRC
Digunakan pengiriman berkecepatan tinggi, sehingga perlu rangkaian elektronik yang sukar. CRC dapat dijelaskan dengan memberikan sebuah blok k bit dari sejumlah bit atau pesan yang ditransmisikan secara umum pada urutan n bit yang dikenal sebagai sebuah Frame check sequence (FCS). Jadi hasil dari frame adalah k+n bit. Pada penerima membagi frame yang masuk dengan jumlah n jika tidak ada sisa berarti tidak ada error (kesalahan).
Cara CRC mengatasi masalah overhead dan disebut pengujian berorientasi bit, karena dasar pemeriksaan kemungkinan kesalahan adalah bit atau karakter dan menggunakan rumus matematika yang khusus.
Modulo 2 Aritmetic
Modulo 2 Aritmetic menggunakan penambahan biner dengan tidak ada carrier yang hanya operasi Exlucive Or (XOR). Pengurangan biner dengan tidak ada carri juga diinterpretasikan operasi Exlucive Or (XOR) .
Lapisan data-link menawarkan layanan pentransferan data melalui saluran fisik. Pentransferan data tersebut mungkin dapat diandalkan atau tidak: beberapa protokol lapisan data-link tidak mengimplementasikan fungsi Acknowledgment untuk sebuah frame yang sukses diterima, dan beberapa protokol bahkan tidak memiliki fitur pengecekan kesalahan transmisi (dengan menggunakan checksumming). Pada kasus-kasus tersebut, fitur-fitur acknowledgment dan pendeteksian kesalahan harus diimplementasikan pada lapisan yang lebih tinggi, seperti halnya protokol Transmission Control Protocol (TCP) (lapisan transport).
Tugas utama dari data link layer adalah sebagai fasilitas transmisi data mentah dan mentransformasi data tersebut ke saluran yang bebas dari kesalahan transmisi. Sebelum diteruskan ke Network Layer, lapisan data link melaksanakan tugas ini dengan memungkinkan pengirim memecah-mecah data input menjadi sejumlah data frame (biasanya berjumlah ratusan atau ribuan byte). Kemudian lapisan data link mentransmisikan frame tersebut secara berurutan dan memproses acknowledgement frame yang dikirim kembali oleh penerima. Karena lapisan fisik menerima dan mengirim aliran bit tanpa mengindahkan arti atau arsitektur frame, maka tergantung pada lapisan data-link-lah untuk membuat dan mengenali batas-batas frame itu. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membubuhkan bit khusus ke awal dan akhir.
Fungsi spesifik data link layer :
a. Penyediaan interface layanan bagi network layer
b. Penentuan cara pengelompokan bit dari physical layer ke dalam frame
c. Menangani error transmisi
d. Mengatur aliran frame
Layanan Data Link Layer
a. Connectionless
b. Connection
c. Oriented Connection
1. Framing
Salah satu cara pembuatan frame adalah dengan menyisipkan gap waktu diantara
dua buah frame, (seperti spasi antara 2 kata).
Empat metode framing yang digunakan :
a. Karakter penghitung
b. Pemberian karakter awal dan akhir, dengan pengisian karakter
c. Pemberian flag awal dan akhir, dengan pengisian bit
d. Pelanggaran pengkodean physical layer
Metode 1
Menggunakan sebuah field pada header untuk menspesifikasikan jumlah karakter didalam frame. Ketika data link layer pada mesin yang dituju melihat karakter penghitung, maka data link layer akan mengetahui jumlah yang mengikutinya, dan kemudian juga akan mengetahui posisi ujung framenya.
Metode 2
Mengatasi masalah resinkronisasi setelah terjadi suatu error dengan membuat masing-masing frame diawali dengan deretan karakter DLE STX ASCII dan diakhiri dengan DLE ETX (DLE=Data Link Escape, STX= Start of TeXt, ETX=End of TeXt). Bila tempat yang dituju kehilangan track batas-batas frame, maka yang perlu dilakukan adalah mencari karakter-karakter DLE STX dan DLE ETX. Character stuffing (pengisian karakter) adalah teknik membuat data link layer pengirim menyisipkan sebuah karakter DLE ASCII tepat sebelum karakter DLE "insidentil" pada data, sehingga data link pada mesin penerima membuang DLE sebelum data diberikan ke network layer.
Hal tersebut digunakan untuk menangani masalah transmisi untuk data biner, seperti program object, bilangan floating-point yang mudah sekali menganggu framing. Kerugiannya adalah berkaitan erat dengan karakter 8-bit secara umum dan kode karakter ASCII pada khususnya.
Metode 3
Teknik baru adalah setiap frame diawali dan diakhiri oleh pola bit khusus, 01111110, yang disebut byte flag. Kapanpun data link layer pada pengirim menemukan lima buah flag yang berurutan pada data, maka datalink secara otomatis mengisikan sebuah bit 0 ke aliran bit keluar. Pengisian bit ini analog dengan pengisian karakter, dimana sebuah DLE diisikan ke aliran karakter keluar sebelum DLE pada data. Dengan menggunakan penambahan bit yang berubah-ubah dapat dimasukan kedalam data field dari frame. Proses ini disebut dengan transparansi data
Metode 4
Hanya bisa digunakan bagi jaringan yang encoding pada medium fisiknya mengandung beberapa redundansi (pengulangan). Misalnya, sebagian LAN melakukan encode bit 1 data dengan menggunakan 2 bit fisik. Manfaat kode fisik tersebut merupakan bagian standar LAN 802.
Banyak protokol datalink yang memakai kombinasi sebuah hitungan karakter menggunakan metode lainnya dengan alasan keamanan tambahan. Frame akan berlakuk hanya bila terdapat delimiter yang sesuai pada posisi tertentu dan checksum-nya benar. Bila tidak, aliran input akan disisir untuk mencari delimiter berikutnya.
2. Kontrol Error
Cara umum menjamin pengiriman reliabel adalah memberikan pengirim beberapa
feedback tentang apa yang terjadi di sisi lain dari saluran, yaitu kontrol khusus berupa acknowledgement positif atau negatif. Acknowledgement positif, bahwa frame telah sampai dengan baik, begitu sebaliknya. Masalah timbul bila terjadi letupan noise (fungsi hardware tidak baik), yaitu bahwa penerima tidak bereaksi sama sekali (posisi menggantung).
Untuk itu pemakaian timer ke dalam data link layer sangat dibutuhkan, yaitu pada saat pengirim mentransmisikan sebuah frame, pengirim juga mengaktifkan timer. Umumnya frame akan diterima dengan benar dan acknowledgment akan kembali sebelum timer habis.
Pada saat terjadi kegagalan transmisi, akan terjadi permintaan ulang frame yang dikirimkan. Untuk menghindari duplikasi frame-frame yang diulang tersebut, diberikan urutan nomor.
Ada dua pendekatan untuk deteksi kesalahan :
1. Forward Error Control
Dimana setiap karakter yang ditransmisikan atau frame berisi informasi tambahan (redundant) sehingga bila penerima tidak hanya dapat mendeteksi dimana error terjadi, tetapi juga menjelaskan dimana aliran bit yang diterima error.
2. Feedback (backward) Error Control
Dimana setiap karakter atau frame memilki informasi yang cukup untuk memperbolehkan penerima mendeteksi bila menemukan kesalahan tetapi tidak lokasinya. Sebuah transmisi kontro digunakan untuk meminta pengiriman ulang, menyalin informasi yang dikirimkan.
Feedback error control dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Teknik yang digunakan untuk deteksi kesalahan
2. Kontrol algoritma yang telah disediakan untuk mengontrol transmisi ulang.
Metode Deteksi Kesalahan :
1. Echo
Metode sederhana dengan sistem interaktif .
Operator memasukkan data melalui terminal dan mengirimkan ke komputer. Komputer akan menampilkan kembali ke terminal, sehingga dapat memeriksa apakah data yang dikirimkan dengan benar.
2. Error Otomatis
Metode dengan tambahan bit pariti.
Terdapat 2 cara :
a. Pariti Ganjil (Odd Parity)
Yaitu bit pariti yang ditambahkan supaya banyaknya bit "1" tiap karakter atau data ganjil.
b. Pariti Genap (Even Parity)
Yaitu bit pariti yang ditambahkan supaya banyaknya bit "1" tiap karakter atau data genap.
Dengan bit pariti dikenal 3 deteksi kesalahan, yaitu :
4. Deteksi dan Koreksi Kesalahan
Strategi pertama menggunakan kode-kode pengkoreksian error (error-correcting codes) dan strategi kedua menggunakan kode-kode pendeteksian error (error-detecting codes). Ketika penerima melihat codeword yang tidak valid, maka penerima dapat berkata bahwa telah terjadi error pada tranmisi (Codeword Hamming). Salah satu kode pendeteksian yang digunakan adalah kode polynomial/cyclic redundancy code (CRC).
Probabilitas dari koreksi kesalahan (P3) adalah 0, diasumsikan bahwa probabilitas dari error bit (Pb) adalah konstan untuk setiap bit yang dapat dinyatakan dalam :
Gambar prinsip deteksi error (kesalahan)
Contoh-contoh protokol data link
• HDLC (High Level Data Link Control) Digunakan dalam jaringan X.25
Dengan bit pariti dikenal 3 deteksi kesalahan, yaitu :
a. Vertical Redundancy Check / VRC
Setiap karakter yang dikirimkan (7 bit) diberi 1 bit pariti. Bit pariti ini diperiksa oleh penerima untuk mengetahui apakah karakter yang dikirim benar atau salah. Cara ini hanya dapat melacak 1 bit dan berguna melacak kesalahan yang terjadi pada pengiriman berkecepatan menengah, karena kecepatan tinggi lebih besar kemungkinan terjadi kesalahan banyak bit.
Kekurangan : bila ada 2 bit yang terganggu ia tidak dapat melacaknya karena paritinya akan benar.
Contoh :
ASCII huruf "A" adalah 41h
100 0001 ASCII 7 bit
1100 0001 ASCII dengan pariti ganjil
0100 0001 ASCII dengan pariti genap
b. Longitudinal Redundancy Check / LRC
LRC untuk data dikirim secara blok. Cara ini seperti VRC hanya saja penambahan bit pariti tidak saja pada akhir karakter tetapi juga pada akhir setiap blok karakter yang dikirimkan. Untuk setiap bit dari seluruh blok karakter ditambahkan 1 bit pariti termasuk juga bit pariti dari masing-masing karakter.
DATA FLOW
longitudinal check
V C 1 0 1 0 0 1 1 0 1 LRC
E H 1 0 0 1 0 1 0 0 0 Horizontal
R E 0 1 1 0 0 0 0 0 1 Parity
T C 0 0 0 1 1 1 0 1 1 Bits
I K 1 0 0 0 1 0 0 1 0
C 0 0 0 1 1 0 1 0 0
A 1 1 1 0 0 1 1 0 0
L
1 1 0 0 0 1 0 1 0
Gambar Longitudinal Redundancy Check
Tiap blok mempunyai satu karakter khusus yang disebut Block Check Character (BCC) yang dibentuk dari bit uji. dan dibangkitkan dengan cara sebagai berikut : " Tiap bit BCC merupakan pariti dari semua bit dari blok yang mempunyai nomor bit yang sama. Jadi bit 1 dari BCC merupakan pariti genap dari semua bit 1 karakter yang ada pada blok tersebut, dan seterusnya".
Contoh :
Bit 0 : 1 1 1 1 0
Bit 1 : 1 0 0 0 1 B
Bit 2 : 0 0 0 0 0 C
Bit 3 : 0 0 0 0 0 C
Bit 4 : 0 0 0 0 0
Bit 5 : 0 0 0 0 0
Bit 6 : 1 1 1 1 0
Parity : 0 1 1 1 0
Kerugian : terjadi overhead akibat penambahan bit pariti per 7 bit untuk karakter.
c. Cyclic Redundancy Check / CRC
Digunakan pengiriman berkecepatan tinggi, sehingga perlu rangkaian elektronik yang sukar. CRC dapat dijelaskan dengan memberikan sebuah blok k bit dari sejumlah bit atau pesan yang ditransmisikan secara umum pada urutan n bit yang dikenal sebagai sebuah Frame check sequence (FCS). Jadi hasil dari frame adalah k+n bit. Pada penerima membagi frame yang masuk dengan jumlah n jika tidak ada sisa berarti tidak ada error (kesalahan).
Cara CRC mengatasi masalah overhead dan disebut pengujian berorientasi bit, karena dasar pemeriksaan kemungkinan kesalahan adalah bit atau karakter dan menggunakan rumus matematika yang khusus.
Modulo 2 Aritmetic
Modulo 2 Aritmetic menggunakan penambahan biner dengan tidak ada carrier yang hanya operasi Exlucive Or (XOR). Pengurangan biner dengan tidak ada carri juga diinterpretasikan operasi Exlucive Or (XOR) .
Lapisan data-link (data link layer) adalah lapisan kedua dari bawah
dalam model OSI,
yang dapat melakukan konversi frame-frame
jaringan yang berisi data yang dikirimkan
menjadi bit-bit
mentah agar dapat diproses oleh lapisan fisik.
Lapisan ini merupakan lapisan yang akan melakukan transmisi data antara
perangkat-perangkat jaringan yang saling berdekatan di dalam sebuah wide area network (WAN), atau antara node di dalam sebuah segmen local area network (LAN) yang sama. Lapisan ini bertanggungjawab dalam membuat
frame, flow control, koreksi kesalahan dan pentransmisian ulang
terhadap frame yang dianggap gagal. MAC address
juga diimplementasikan di dalam lapisan ini. Selain itu, beberapa perangkat
seperti Network
Interface Card (NIC), switch layer 2 serta bridge jaringan juga beroperasi di sini.
Lapisan data-link menawarkan layanan pentransferan data melalui saluran fisik. Pentransferan data tersebut mungkin dapat diandalkan atau tidak: beberapa protokol lapisan data-link tidak mengimplementasikan fungsi Acknowledgment untuk sebuah frame yang sukses diterima, dan beberapa protokol bahkan tidak memiliki fitur pengecekan kesalahan transmisi (dengan menggunakan checksumming). Pada kasus-kasus tersebut, fitur-fitur acknowledgment dan pendeteksian kesalahan harus diimplementasikan pada lapisan yang lebih tinggi, seperti halnya protokol Transmission Control Protocol (TCP) (lapisan transport).
Tugas utama dari data link layer adalah sebagai fasilitas transmisi data mentah dan mentransformasi data tersebut ke saluran yang bebas dari kesalahan transmisi. Sebelum diteruskan ke Network Layer, lapisan data link melaksanakan tugas ini dengan memungkinkan pengirim memecah-mecah data input menjadi sejumlah data frame (biasanya berjumlah ratusan atau ribuan byte). Kemudian lapisan data link mentransmisikan frame tersebut secara berurutan dan memproses acknowledgement frame yang dikirim kembali oleh penerima. Karena lapisan fisik menerima dan mengirim aliran bit tanpa mengindahkan arti atau arsitektur frame, maka tergantung pada lapisan data-link-lah untuk membuat dan mengenali batas-batas frame itu. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membubuhkan bit khusus ke awal dan akhir.
Fungsi spesifik data link layer :
a. Penyediaan interface layanan bagi network layer
b. Penentuan cara pengelompokan bit dari physical layer ke dalam frame
c. Menangani error transmisi
d. Mengatur aliran frame
Layanan Data Link Layer
a. Connectionless
b. Connection
c. Oriented Connection
1. Framing
Salah satu cara pembuatan frame adalah dengan menyisipkan gap waktu diantara
dua buah frame, (seperti spasi antara 2 kata).
Empat metode framing yang digunakan :
a. Karakter penghitung
b. Pemberian karakter awal dan akhir, dengan pengisian karakter
c. Pemberian flag awal dan akhir, dengan pengisian bit
d. Pelanggaran pengkodean physical layer
Metode 1
Menggunakan sebuah field pada header untuk menspesifikasikan jumlah karakter didalam frame. Ketika data link layer pada mesin yang dituju melihat karakter penghitung, maka data link layer akan mengetahui jumlah yang mengikutinya, dan kemudian juga akan mengetahui posisi ujung framenya.
Metode 2
Mengatasi masalah resinkronisasi setelah terjadi suatu error dengan membuat masing-masing frame diawali dengan deretan karakter DLE STX ASCII dan diakhiri dengan DLE ETX (DLE=Data Link Escape, STX= Start of TeXt, ETX=End of TeXt). Bila tempat yang dituju kehilangan track batas-batas frame, maka yang perlu dilakukan adalah mencari karakter-karakter DLE STX dan DLE ETX. Character stuffing (pengisian karakter) adalah teknik membuat data link layer pengirim menyisipkan sebuah karakter DLE ASCII tepat sebelum karakter DLE "insidentil" pada data, sehingga data link pada mesin penerima membuang DLE sebelum data diberikan ke network layer.
Hal tersebut digunakan untuk menangani masalah transmisi untuk data biner, seperti program object, bilangan floating-point yang mudah sekali menganggu framing. Kerugiannya adalah berkaitan erat dengan karakter 8-bit secara umum dan kode karakter ASCII pada khususnya.
Metode 3
Teknik baru adalah setiap frame diawali dan diakhiri oleh pola bit khusus, 01111110, yang disebut byte flag. Kapanpun data link layer pada pengirim menemukan lima buah flag yang berurutan pada data, maka datalink secara otomatis mengisikan sebuah bit 0 ke aliran bit keluar. Pengisian bit ini analog dengan pengisian karakter, dimana sebuah DLE diisikan ke aliran karakter keluar sebelum DLE pada data. Dengan menggunakan penambahan bit yang berubah-ubah dapat dimasukan kedalam data field dari frame. Proses ini disebut dengan transparansi data
Metode 4
Hanya bisa digunakan bagi jaringan yang encoding pada medium fisiknya mengandung beberapa redundansi (pengulangan). Misalnya, sebagian LAN melakukan encode bit 1 data dengan menggunakan 2 bit fisik. Manfaat kode fisik tersebut merupakan bagian standar LAN 802.
Banyak protokol datalink yang memakai kombinasi sebuah hitungan karakter menggunakan metode lainnya dengan alasan keamanan tambahan. Frame akan berlakuk hanya bila terdapat delimiter yang sesuai pada posisi tertentu dan checksum-nya benar. Bila tidak, aliran input akan disisir untuk mencari delimiter berikutnya.
2. Kontrol Error
Cara umum menjamin pengiriman reliabel adalah memberikan pengirim beberapa
feedback tentang apa yang terjadi di sisi lain dari saluran, yaitu kontrol khusus berupa acknowledgement positif atau negatif. Acknowledgement positif, bahwa frame telah sampai dengan baik, begitu sebaliknya. Masalah timbul bila terjadi letupan noise (fungsi hardware tidak baik), yaitu bahwa penerima tidak bereaksi sama sekali (posisi menggantung).
Untuk itu pemakaian timer ke dalam data link layer sangat dibutuhkan, yaitu pada saat pengirim mentransmisikan sebuah frame, pengirim juga mengaktifkan timer. Umumnya frame akan diterima dengan benar dan acknowledgment akan kembali sebelum timer habis.
Pada saat terjadi kegagalan transmisi, akan terjadi permintaan ulang frame yang dikirimkan. Untuk menghindari duplikasi frame-frame yang diulang tersebut, diberikan urutan nomor.
Ada dua pendekatan untuk deteksi kesalahan :
1. Forward Error Control
Dimana setiap karakter yang ditransmisikan atau frame berisi informasi tambahan (redundant) sehingga bila penerima tidak hanya dapat mendeteksi dimana error terjadi, tetapi juga menjelaskan dimana aliran bit yang diterima error.
2. Feedback (backward) Error Control
Dimana setiap karakter atau frame memilki informasi yang cukup untuk memperbolehkan penerima mendeteksi bila menemukan kesalahan tetapi tidak lokasinya. Sebuah transmisi kontro digunakan untuk meminta pengiriman ulang, menyalin informasi yang dikirimkan.
Feedback error control dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Teknik yang digunakan untuk deteksi kesalahan
2. Kontrol algoritma yang telah disediakan untuk mengontrol transmisi ulang.
Metode Deteksi Kesalahan :
1. Echo
Metode sederhana dengan sistem interaktif .
Operator memasukkan data melalui terminal dan mengirimkan ke komputer. Komputer akan menampilkan kembali ke terminal, sehingga dapat memeriksa apakah data yang dikirimkan dengan benar.
2. Error Otomatis
Metode dengan tambahan bit pariti.
Terdapat 2 cara :
a. Pariti Ganjil (Odd Parity)
Yaitu bit pariti yang ditambahkan supaya banyaknya bit "1" tiap karakter atau data ganjil.
b. Pariti Genap (Even Parity)
Yaitu bit pariti yang ditambahkan supaya banyaknya bit "1" tiap karakter atau data genap.
Dengan bit pariti dikenal 3 deteksi kesalahan, yaitu :
4. Deteksi dan Koreksi Kesalahan
Strategi pertama menggunakan kode-kode pengkoreksian error (error-correcting codes) dan strategi kedua menggunakan kode-kode pendeteksian error (error-detecting codes). Ketika penerima melihat codeword yang tidak valid, maka penerima dapat berkata bahwa telah terjadi error pada tranmisi (Codeword Hamming). Salah satu kode pendeteksian yang digunakan adalah kode polynomial/cyclic redundancy code (CRC).
Probabilitas dari koreksi kesalahan (P3) adalah 0, diasumsikan bahwa probabilitas dari error bit (Pb) adalah konstan untuk setiap bit yang dapat dinyatakan dalam :
Gambar prinsip deteksi error (kesalahan)
Contoh-contoh protokol data link
• HDLC (High Level Data Link Control) Digunakan dalam jaringan X.25
Dengan bit pariti dikenal 3 deteksi kesalahan, yaitu :
a. Vertical Redundancy Check / VRC
Setiap karakter yang dikirimkan (7 bit) diberi 1 bit pariti. Bit pariti ini diperiksa oleh penerima untuk mengetahui apakah karakter yang dikirim benar atau salah. Cara ini hanya dapat melacak 1 bit dan berguna melacak kesalahan yang terjadi pada pengiriman berkecepatan menengah, karena kecepatan tinggi lebih besar kemungkinan terjadi kesalahan banyak bit.
Kekurangan : bila ada 2 bit yang terganggu ia tidak dapat melacaknya karena paritinya akan benar.
Contoh :
ASCII huruf "A" adalah 41h
100 0001 ASCII 7 bit
1100 0001 ASCII dengan pariti ganjil
0100 0001 ASCII dengan pariti genap
b. Longitudinal Redundancy Check / LRC
LRC untuk data dikirim secara blok. Cara ini seperti VRC hanya saja penambahan bit pariti tidak saja pada akhir karakter tetapi juga pada akhir setiap blok karakter yang dikirimkan. Untuk setiap bit dari seluruh blok karakter ditambahkan 1 bit pariti termasuk juga bit pariti dari masing-masing karakter.
DATA FLOW
longitudinal check
V C 1 0 1 0 0 1 1 0 1 LRC
E H 1 0 0 1 0 1 0 0 0 Horizontal
R E 0 1 1 0 0 0 0 0 1 Parity
T C 0 0 0 1 1 1 0 1 1 Bits
I K 1 0 0 0 1 0 0 1 0
C 0 0 0 1 1 0 1 0 0
A 1 1 1 0 0 1 1 0 0
L
1 1 0 0 0 1 0 1 0
Gambar Longitudinal Redundancy Check
Tiap blok mempunyai satu karakter khusus yang disebut Block Check Character (BCC) yang dibentuk dari bit uji. dan dibangkitkan dengan cara sebagai berikut : " Tiap bit BCC merupakan pariti dari semua bit dari blok yang mempunyai nomor bit yang sama. Jadi bit 1 dari BCC merupakan pariti genap dari semua bit 1 karakter yang ada pada blok tersebut, dan seterusnya".
Contoh :
Bit 0 : 1 1 1 1 0
Bit 1 : 1 0 0 0 1 B
Bit 2 : 0 0 0 0 0 C
Bit 3 : 0 0 0 0 0 C
Bit 4 : 0 0 0 0 0
Bit 5 : 0 0 0 0 0
Bit 6 : 1 1 1 1 0
Parity : 0 1 1 1 0
Kerugian : terjadi overhead akibat penambahan bit pariti per 7 bit untuk karakter.
c. Cyclic Redundancy Check / CRC
Digunakan pengiriman berkecepatan tinggi, sehingga perlu rangkaian elektronik yang sukar. CRC dapat dijelaskan dengan memberikan sebuah blok k bit dari sejumlah bit atau pesan yang ditransmisikan secara umum pada urutan n bit yang dikenal sebagai sebuah Frame check sequence (FCS). Jadi hasil dari frame adalah k+n bit. Pada penerima membagi frame yang masuk dengan jumlah n jika tidak ada sisa berarti tidak ada error (kesalahan).
Cara CRC mengatasi masalah overhead dan disebut pengujian berorientasi bit, karena dasar pemeriksaan kemungkinan kesalahan adalah bit atau karakter dan menggunakan rumus matematika yang khusus.
Modulo 2 Aritmetic
Modulo 2 Aritmetic menggunakan penambahan biner dengan tidak ada carrier yang hanya operasi Exlucive Or (XOR). Pengurangan biner dengan tidak ada carri juga diinterpretasikan operasi Exlucive Or (XOR) .
Lapisan data-link menawarkan layanan pentransferan data melalui saluran fisik. Pentransferan data tersebut mungkin dapat diandalkan atau tidak: beberapa protokol lapisan data-link tidak mengimplementasikan fungsi Acknowledgment untuk sebuah frame yang sukses diterima, dan beberapa protokol bahkan tidak memiliki fitur pengecekan kesalahan transmisi (dengan menggunakan checksumming). Pada kasus-kasus tersebut, fitur-fitur acknowledgment dan pendeteksian kesalahan harus diimplementasikan pada lapisan yang lebih tinggi, seperti halnya protokol Transmission Control Protocol (TCP) (lapisan transport).
Tugas utama dari data link layer adalah sebagai fasilitas transmisi data mentah dan mentransformasi data tersebut ke saluran yang bebas dari kesalahan transmisi. Sebelum diteruskan ke Network Layer, lapisan data link melaksanakan tugas ini dengan memungkinkan pengirim memecah-mecah data input menjadi sejumlah data frame (biasanya berjumlah ratusan atau ribuan byte). Kemudian lapisan data link mentransmisikan frame tersebut secara berurutan dan memproses acknowledgement frame yang dikirim kembali oleh penerima. Karena lapisan fisik menerima dan mengirim aliran bit tanpa mengindahkan arti atau arsitektur frame, maka tergantung pada lapisan data-link-lah untuk membuat dan mengenali batas-batas frame itu. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membubuhkan bit khusus ke awal dan akhir.
Fungsi spesifik data link layer :
a. Penyediaan interface layanan bagi network layer
b. Penentuan cara pengelompokan bit dari physical layer ke dalam frame
c. Menangani error transmisi
d. Mengatur aliran frame
Layanan Data Link Layer
a. Connectionless
b. Connection
c. Oriented Connection
1. Framing
Salah satu cara pembuatan frame adalah dengan menyisipkan gap waktu diantara
dua buah frame, (seperti spasi antara 2 kata).
Empat metode framing yang digunakan :
a. Karakter penghitung
b. Pemberian karakter awal dan akhir, dengan pengisian karakter
c. Pemberian flag awal dan akhir, dengan pengisian bit
d. Pelanggaran pengkodean physical layer
Metode 1
Menggunakan sebuah field pada header untuk menspesifikasikan jumlah karakter didalam frame. Ketika data link layer pada mesin yang dituju melihat karakter penghitung, maka data link layer akan mengetahui jumlah yang mengikutinya, dan kemudian juga akan mengetahui posisi ujung framenya.
Metode 2
Mengatasi masalah resinkronisasi setelah terjadi suatu error dengan membuat masing-masing frame diawali dengan deretan karakter DLE STX ASCII dan diakhiri dengan DLE ETX (DLE=Data Link Escape, STX= Start of TeXt, ETX=End of TeXt). Bila tempat yang dituju kehilangan track batas-batas frame, maka yang perlu dilakukan adalah mencari karakter-karakter DLE STX dan DLE ETX. Character stuffing (pengisian karakter) adalah teknik membuat data link layer pengirim menyisipkan sebuah karakter DLE ASCII tepat sebelum karakter DLE "insidentil" pada data, sehingga data link pada mesin penerima membuang DLE sebelum data diberikan ke network layer.
Hal tersebut digunakan untuk menangani masalah transmisi untuk data biner, seperti program object, bilangan floating-point yang mudah sekali menganggu framing. Kerugiannya adalah berkaitan erat dengan karakter 8-bit secara umum dan kode karakter ASCII pada khususnya.
Metode 3
Teknik baru adalah setiap frame diawali dan diakhiri oleh pola bit khusus, 01111110, yang disebut byte flag. Kapanpun data link layer pada pengirim menemukan lima buah flag yang berurutan pada data, maka datalink secara otomatis mengisikan sebuah bit 0 ke aliran bit keluar. Pengisian bit ini analog dengan pengisian karakter, dimana sebuah DLE diisikan ke aliran karakter keluar sebelum DLE pada data. Dengan menggunakan penambahan bit yang berubah-ubah dapat dimasukan kedalam data field dari frame. Proses ini disebut dengan transparansi data
Metode 4
Hanya bisa digunakan bagi jaringan yang encoding pada medium fisiknya mengandung beberapa redundansi (pengulangan). Misalnya, sebagian LAN melakukan encode bit 1 data dengan menggunakan 2 bit fisik. Manfaat kode fisik tersebut merupakan bagian standar LAN 802.
Banyak protokol datalink yang memakai kombinasi sebuah hitungan karakter menggunakan metode lainnya dengan alasan keamanan tambahan. Frame akan berlakuk hanya bila terdapat delimiter yang sesuai pada posisi tertentu dan checksum-nya benar. Bila tidak, aliran input akan disisir untuk mencari delimiter berikutnya.
2. Kontrol Error
Cara umum menjamin pengiriman reliabel adalah memberikan pengirim beberapa
feedback tentang apa yang terjadi di sisi lain dari saluran, yaitu kontrol khusus berupa acknowledgement positif atau negatif. Acknowledgement positif, bahwa frame telah sampai dengan baik, begitu sebaliknya. Masalah timbul bila terjadi letupan noise (fungsi hardware tidak baik), yaitu bahwa penerima tidak bereaksi sama sekali (posisi menggantung).
Untuk itu pemakaian timer ke dalam data link layer sangat dibutuhkan, yaitu pada saat pengirim mentransmisikan sebuah frame, pengirim juga mengaktifkan timer. Umumnya frame akan diterima dengan benar dan acknowledgment akan kembali sebelum timer habis.
Pada saat terjadi kegagalan transmisi, akan terjadi permintaan ulang frame yang dikirimkan. Untuk menghindari duplikasi frame-frame yang diulang tersebut, diberikan urutan nomor.
Ada dua pendekatan untuk deteksi kesalahan :
1. Forward Error Control
Dimana setiap karakter yang ditransmisikan atau frame berisi informasi tambahan (redundant) sehingga bila penerima tidak hanya dapat mendeteksi dimana error terjadi, tetapi juga menjelaskan dimana aliran bit yang diterima error.
2. Feedback (backward) Error Control
Dimana setiap karakter atau frame memilki informasi yang cukup untuk memperbolehkan penerima mendeteksi bila menemukan kesalahan tetapi tidak lokasinya. Sebuah transmisi kontro digunakan untuk meminta pengiriman ulang, menyalin informasi yang dikirimkan.
Feedback error control dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Teknik yang digunakan untuk deteksi kesalahan
2. Kontrol algoritma yang telah disediakan untuk mengontrol transmisi ulang.
Metode Deteksi Kesalahan :
1. Echo
Metode sederhana dengan sistem interaktif .
Operator memasukkan data melalui terminal dan mengirimkan ke komputer. Komputer akan menampilkan kembali ke terminal, sehingga dapat memeriksa apakah data yang dikirimkan dengan benar.
2. Error Otomatis
Metode dengan tambahan bit pariti.
Terdapat 2 cara :
a. Pariti Ganjil (Odd Parity)
Yaitu bit pariti yang ditambahkan supaya banyaknya bit "1" tiap karakter atau data ganjil.
b. Pariti Genap (Even Parity)
Yaitu bit pariti yang ditambahkan supaya banyaknya bit "1" tiap karakter atau data genap.
Dengan bit pariti dikenal 3 deteksi kesalahan, yaitu :
4. Deteksi dan Koreksi Kesalahan
Strategi pertama menggunakan kode-kode pengkoreksian error (error-correcting codes) dan strategi kedua menggunakan kode-kode pendeteksian error (error-detecting codes). Ketika penerima melihat codeword yang tidak valid, maka penerima dapat berkata bahwa telah terjadi error pada tranmisi (Codeword Hamming). Salah satu kode pendeteksian yang digunakan adalah kode polynomial/cyclic redundancy code (CRC).
Probabilitas dari koreksi kesalahan (P3) adalah 0, diasumsikan bahwa probabilitas dari error bit (Pb) adalah konstan untuk setiap bit yang dapat dinyatakan dalam :
Gambar prinsip deteksi error (kesalahan)
Contoh-contoh protokol data link
• HDLC (High Level Data Link Control) Digunakan dalam jaringan X.25
Dengan bit pariti dikenal 3 deteksi kesalahan, yaitu :
a. Vertical Redundancy Check / VRC
Setiap karakter yang dikirimkan (7 bit) diberi 1 bit pariti. Bit pariti ini diperiksa oleh penerima untuk mengetahui apakah karakter yang dikirim benar atau salah. Cara ini hanya dapat melacak 1 bit dan berguna melacak kesalahan yang terjadi pada pengiriman berkecepatan menengah, karena kecepatan tinggi lebih besar kemungkinan terjadi kesalahan banyak bit.
Kekurangan : bila ada 2 bit yang terganggu ia tidak dapat melacaknya karena paritinya akan benar.
Contoh :
ASCII huruf "A" adalah 41h
100 0001 ASCII 7 bit
1100 0001 ASCII dengan pariti ganjil
0100 0001 ASCII dengan pariti genap
b. Longitudinal Redundancy Check / LRC
LRC untuk data dikirim secara blok. Cara ini seperti VRC hanya saja penambahan bit pariti tidak saja pada akhir karakter tetapi juga pada akhir setiap blok karakter yang dikirimkan. Untuk setiap bit dari seluruh blok karakter ditambahkan 1 bit pariti termasuk juga bit pariti dari masing-masing karakter.
DATA FLOW
longitudinal check
V C 1 0 1 0 0 1 1 0 1 LRC
E H 1 0 0 1 0 1 0 0 0 Horizontal
R E 0 1 1 0 0 0 0 0 1 Parity
T C 0 0 0 1 1 1 0 1 1 Bits
I K 1 0 0 0 1 0 0 1 0
C 0 0 0 1 1 0 1 0 0
A 1 1 1 0 0 1 1 0 0
L
1 1 0 0 0 1 0 1 0
Gambar Longitudinal Redundancy Check
Tiap blok mempunyai satu karakter khusus yang disebut Block Check Character (BCC) yang dibentuk dari bit uji. dan dibangkitkan dengan cara sebagai berikut : " Tiap bit BCC merupakan pariti dari semua bit dari blok yang mempunyai nomor bit yang sama. Jadi bit 1 dari BCC merupakan pariti genap dari semua bit 1 karakter yang ada pada blok tersebut, dan seterusnya".
Contoh :
Bit 0 : 1 1 1 1 0
Bit 1 : 1 0 0 0 1 B
Bit 2 : 0 0 0 0 0 C
Bit 3 : 0 0 0 0 0 C
Bit 4 : 0 0 0 0 0
Bit 5 : 0 0 0 0 0
Bit 6 : 1 1 1 1 0
Parity : 0 1 1 1 0
Kerugian : terjadi overhead akibat penambahan bit pariti per 7 bit untuk karakter.
c. Cyclic Redundancy Check / CRC
Digunakan pengiriman berkecepatan tinggi, sehingga perlu rangkaian elektronik yang sukar. CRC dapat dijelaskan dengan memberikan sebuah blok k bit dari sejumlah bit atau pesan yang ditransmisikan secara umum pada urutan n bit yang dikenal sebagai sebuah Frame check sequence (FCS). Jadi hasil dari frame adalah k+n bit. Pada penerima membagi frame yang masuk dengan jumlah n jika tidak ada sisa berarti tidak ada error (kesalahan).
Cara CRC mengatasi masalah overhead dan disebut pengujian berorientasi bit, karena dasar pemeriksaan kemungkinan kesalahan adalah bit atau karakter dan menggunakan rumus matematika yang khusus.
Modulo 2 Aritmetic
Modulo 2 Aritmetic menggunakan penambahan biner dengan tidak ada carrier yang hanya operasi Exlucive Or (XOR). Pengurangan biner dengan tidak ada carri juga diinterpretasikan operasi Exlucive Or (XOR) .
Lapisan data-link (data link layer) adalah lapisan kedua dari bawah
dalam model OSI,
yang dapat melakukan konversi frame-frame
jaringan yang berisi data yang dikirimkan
menjadi bit-bit
mentah agar dapat diproses oleh lapisan fisik.
Lapisan ini merupakan lapisan yang akan melakukan transmisi data antara
perangkat-perangkat jaringan yang saling berdekatan di dalam sebuah wide area network (WAN), atau antara node di dalam sebuah segmen local area network (LAN) yang sama. Lapisan ini bertanggungjawab dalam membuat
frame, flow control, koreksi kesalahan dan pentransmisian ulang
terhadap frame yang dianggap gagal. MAC address
juga diimplementasikan di dalam lapisan ini. Selain itu, beberapa perangkat
seperti Network
Interface Card (NIC), switch layer 2 serta bridge jaringan juga beroperasi di sini.
Lapisan data-link menawarkan layanan pentransferan data melalui saluran fisik. Pentransferan data tersebut mungkin dapat diandalkan atau tidak: beberapa protokol lapisan data-link tidak mengimplementasikan fungsi Acknowledgment untuk sebuah frame yang sukses diterima, dan beberapa protokol bahkan tidak memiliki fitur pengecekan kesalahan transmisi (dengan menggunakan checksumming). Pada kasus-kasus tersebut, fitur-fitur acknowledgment dan pendeteksian kesalahan harus diimplementasikan pada lapisan yang lebih tinggi, seperti halnya protokol Transmission Control Protocol (TCP) (lapisan transport).
Tugas utama dari data link layer adalah sebagai fasilitas transmisi data mentah dan mentransformasi data tersebut ke saluran yang bebas dari kesalahan transmisi. Sebelum diteruskan ke Network Layer, lapisan data link melaksanakan tugas ini dengan memungkinkan pengirim memecah-mecah data input menjadi sejumlah data frame (biasanya berjumlah ratusan atau ribuan byte). Kemudian lapisan data link mentransmisikan frame tersebut secara berurutan dan memproses acknowledgement frame yang dikirim kembali oleh penerima. Karena lapisan fisik menerima dan mengirim aliran bit tanpa mengindahkan arti atau arsitektur frame, maka tergantung pada lapisan data-link-lah untuk membuat dan mengenali batas-batas frame itu. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membubuhkan bit khusus ke awal dan akhir.
Fungsi spesifik data link layer :
a. Penyediaan interface layanan bagi network layer
b. Penentuan cara pengelompokan bit dari physical layer ke dalam frame
c. Menangani error transmisi
d. Mengatur aliran frame
Layanan Data Link Layer
a. Connectionless
b. Connection
c. Oriented Connection
1. Framing
Salah satu cara pembuatan frame adalah dengan menyisipkan gap waktu diantara
dua buah frame, (seperti spasi antara 2 kata).
Empat metode framing yang digunakan :
a. Karakter penghitung
b. Pemberian karakter awal dan akhir, dengan pengisian karakter
c. Pemberian flag awal dan akhir, dengan pengisian bit
d. Pelanggaran pengkodean physical layer
Metode 1
Menggunakan sebuah field pada header untuk menspesifikasikan jumlah karakter didalam frame. Ketika data link layer pada mesin yang dituju melihat karakter penghitung, maka data link layer akan mengetahui jumlah yang mengikutinya, dan kemudian juga akan mengetahui posisi ujung framenya.
Metode 2
Mengatasi masalah resinkronisasi setelah terjadi suatu error dengan membuat masing-masing frame diawali dengan deretan karakter DLE STX ASCII dan diakhiri dengan DLE ETX (DLE=Data Link Escape, STX= Start of TeXt, ETX=End of TeXt). Bila tempat yang dituju kehilangan track batas-batas frame, maka yang perlu dilakukan adalah mencari karakter-karakter DLE STX dan DLE ETX. Character stuffing (pengisian karakter) adalah teknik membuat data link layer pengirim menyisipkan sebuah karakter DLE ASCII tepat sebelum karakter DLE "insidentil" pada data, sehingga data link pada mesin penerima membuang DLE sebelum data diberikan ke network layer.
Hal tersebut digunakan untuk menangani masalah transmisi untuk data biner, seperti program object, bilangan floating-point yang mudah sekali menganggu framing. Kerugiannya adalah berkaitan erat dengan karakter 8-bit secara umum dan kode karakter ASCII pada khususnya.
Metode 3
Teknik baru adalah setiap frame diawali dan diakhiri oleh pola bit khusus, 01111110, yang disebut byte flag. Kapanpun data link layer pada pengirim menemukan lima buah flag yang berurutan pada data, maka datalink secara otomatis mengisikan sebuah bit 0 ke aliran bit keluar. Pengisian bit ini analog dengan pengisian karakter, dimana sebuah DLE diisikan ke aliran karakter keluar sebelum DLE pada data. Dengan menggunakan penambahan bit yang berubah-ubah dapat dimasukan kedalam data field dari frame. Proses ini disebut dengan transparansi data
Metode 4
Hanya bisa digunakan bagi jaringan yang encoding pada medium fisiknya mengandung beberapa redundansi (pengulangan). Misalnya, sebagian LAN melakukan encode bit 1 data dengan menggunakan 2 bit fisik. Manfaat kode fisik tersebut merupakan bagian standar LAN 802.
Banyak protokol datalink yang memakai kombinasi sebuah hitungan karakter menggunakan metode lainnya dengan alasan keamanan tambahan. Frame akan berlakuk hanya bila terdapat delimiter yang sesuai pada posisi tertentu dan checksum-nya benar. Bila tidak, aliran input akan disisir untuk mencari delimiter berikutnya.
2. Kontrol Error
Cara umum menjamin pengiriman reliabel adalah memberikan pengirim beberapa
feedback tentang apa yang terjadi di sisi lain dari saluran, yaitu kontrol khusus berupa acknowledgement positif atau negatif. Acknowledgement positif, bahwa frame telah sampai dengan baik, begitu sebaliknya. Masalah timbul bila terjadi letupan noise (fungsi hardware tidak baik), yaitu bahwa penerima tidak bereaksi sama sekali (posisi menggantung).
Untuk itu pemakaian timer ke dalam data link layer sangat dibutuhkan, yaitu pada saat pengirim mentransmisikan sebuah frame, pengirim juga mengaktifkan timer. Umumnya frame akan diterima dengan benar dan acknowledgment akan kembali sebelum timer habis.
Pada saat terjadi kegagalan transmisi, akan terjadi permintaan ulang frame yang dikirimkan. Untuk menghindari duplikasi frame-frame yang diulang tersebut, diberikan urutan nomor.
Ada dua pendekatan untuk deteksi kesalahan :
1. Forward Error Control
Dimana setiap karakter yang ditransmisikan atau frame berisi informasi tambahan (redundant) sehingga bila penerima tidak hanya dapat mendeteksi dimana error terjadi, tetapi juga menjelaskan dimana aliran bit yang diterima error.
2. Feedback (backward) Error Control
Dimana setiap karakter atau frame memilki informasi yang cukup untuk memperbolehkan penerima mendeteksi bila menemukan kesalahan tetapi tidak lokasinya. Sebuah transmisi kontro digunakan untuk meminta pengiriman ulang, menyalin informasi yang dikirimkan.
Feedback error control dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Teknik yang digunakan untuk deteksi kesalahan
2. Kontrol algoritma yang telah disediakan untuk mengontrol transmisi ulang.
Metode Deteksi Kesalahan :
1. Echo
Metode sederhana dengan sistem interaktif .
Operator memasukkan data melalui terminal dan mengirimkan ke komputer. Komputer akan menampilkan kembali ke terminal, sehingga dapat memeriksa apakah data yang dikirimkan dengan benar.
2. Error Otomatis
Metode dengan tambahan bit pariti.
Terdapat 2 cara :
a. Pariti Ganjil (Odd Parity)
Yaitu bit pariti yang ditambahkan supaya banyaknya bit "1" tiap karakter atau data ganjil.
b. Pariti Genap (Even Parity)
Yaitu bit pariti yang ditambahkan supaya banyaknya bit "1" tiap karakter atau data genap.
Dengan bit pariti dikenal 3 deteksi kesalahan, yaitu :
4. Deteksi dan Koreksi Kesalahan
Strategi pertama menggunakan kode-kode pengkoreksian error (error-correcting codes) dan strategi kedua menggunakan kode-kode pendeteksian error (error-detecting codes). Ketika penerima melihat codeword yang tidak valid, maka penerima dapat berkata bahwa telah terjadi error pada tranmisi (Codeword Hamming). Salah satu kode pendeteksian yang digunakan adalah kode polynomial/cyclic redundancy code (CRC).
Probabilitas dari koreksi kesalahan (P3) adalah 0, diasumsikan bahwa probabilitas dari error bit (Pb) adalah konstan untuk setiap bit yang dapat dinyatakan dalam :
Gambar prinsip deteksi error (kesalahan)
Contoh-contoh protokol data link
• HDLC (High Level Data Link Control) Digunakan dalam jaringan X.25
Dengan bit pariti dikenal 3 deteksi kesalahan, yaitu :
a. Vertical Redundancy Check / VRC
Setiap karakter yang dikirimkan (7 bit) diberi 1 bit pariti. Bit pariti ini diperiksa oleh penerima untuk mengetahui apakah karakter yang dikirim benar atau salah. Cara ini hanya dapat melacak 1 bit dan berguna melacak kesalahan yang terjadi pada pengiriman berkecepatan menengah, karena kecepatan tinggi lebih besar kemungkinan terjadi kesalahan banyak bit.
Kekurangan : bila ada 2 bit yang terganggu ia tidak dapat melacaknya karena paritinya akan benar.
Contoh :
ASCII huruf "A" adalah 41h
100 0001 ASCII 7 bit
1100 0001 ASCII dengan pariti ganjil
0100 0001 ASCII dengan pariti genap
b. Longitudinal Redundancy Check / LRC
LRC untuk data dikirim secara blok. Cara ini seperti VRC hanya saja penambahan bit pariti tidak saja pada akhir karakter tetapi juga pada akhir setiap blok karakter yang dikirimkan. Untuk setiap bit dari seluruh blok karakter ditambahkan 1 bit pariti termasuk juga bit pariti dari masing-masing karakter.
DATA FLOW
longitudinal check
V C 1 0 1 0 0 1 1 0 1 LRC
E H 1 0 0 1 0 1 0 0 0 Horizontal
R E 0 1 1 0 0 0 0 0 1 Parity
T C 0 0 0 1 1 1 0 1 1 Bits
I K 1 0 0 0 1 0 0 1 0
C 0 0 0 1 1 0 1 0 0
A 1 1 1 0 0 1 1 0 0
L
1 1 0 0 0 1 0 1 0
Gambar Longitudinal Redundancy Check
Tiap blok mempunyai satu karakter khusus yang disebut Block Check Character (BCC) yang dibentuk dari bit uji. dan dibangkitkan dengan cara sebagai berikut : " Tiap bit BCC merupakan pariti dari semua bit dari blok yang mempunyai nomor bit yang sama. Jadi bit 1 dari BCC merupakan pariti genap dari semua bit 1 karakter yang ada pada blok tersebut, dan seterusnya".
Contoh :
Bit 0 : 1 1 1 1 0
Bit 1 : 1 0 0 0 1 B
Bit 2 : 0 0 0 0 0 C
Bit 3 : 0 0 0 0 0 C
Bit 4 : 0 0 0 0 0
Bit 5 : 0 0 0 0 0
Bit 6 : 1 1 1 1 0
Parity : 0 1 1 1 0
Kerugian : terjadi overhead akibat penambahan bit pariti per 7 bit untuk karakter.
c. Cyclic Redundancy Check / CRC
Digunakan pengiriman berkecepatan tinggi, sehingga perlu rangkaian elektronik yang sukar. CRC dapat dijelaskan dengan memberikan sebuah blok k bit dari sejumlah bit atau pesan yang ditransmisikan secara umum pada urutan n bit yang dikenal sebagai sebuah Frame check sequence (FCS). Jadi hasil dari frame adalah k+n bit. Pada penerima membagi frame yang masuk dengan jumlah n jika tidak ada sisa berarti tidak ada error (kesalahan).
Cara CRC mengatasi masalah overhead dan disebut pengujian berorientasi bit, karena dasar pemeriksaan kemungkinan kesalahan adalah bit atau karakter dan menggunakan rumus matematika yang khusus.
Modulo 2 Aritmetic
Modulo 2 Aritmetic menggunakan penambahan biner dengan tidak ada carrier yang hanya operasi Exlucive Or (XOR). Pengurangan biner dengan tidak ada carri juga diinterpretasikan operasi Exlucive Or (XOR) .
Lapisan data-link menawarkan layanan pentransferan data melalui saluran fisik. Pentransferan data tersebut mungkin dapat diandalkan atau tidak: beberapa protokol lapisan data-link tidak mengimplementasikan fungsi Acknowledgment untuk sebuah frame yang sukses diterima, dan beberapa protokol bahkan tidak memiliki fitur pengecekan kesalahan transmisi (dengan menggunakan checksumming). Pada kasus-kasus tersebut, fitur-fitur acknowledgment dan pendeteksian kesalahan harus diimplementasikan pada lapisan yang lebih tinggi, seperti halnya protokol Transmission Control Protocol (TCP) (lapisan transport).
Tugas utama dari data link layer adalah sebagai fasilitas transmisi data mentah dan mentransformasi data tersebut ke saluran yang bebas dari kesalahan transmisi. Sebelum diteruskan ke Network Layer, lapisan data link melaksanakan tugas ini dengan memungkinkan pengirim memecah-mecah data input menjadi sejumlah data frame (biasanya berjumlah ratusan atau ribuan byte). Kemudian lapisan data link mentransmisikan frame tersebut secara berurutan dan memproses acknowledgement frame yang dikirim kembali oleh penerima. Karena lapisan fisik menerima dan mengirim aliran bit tanpa mengindahkan arti atau arsitektur frame, maka tergantung pada lapisan data-link-lah untuk membuat dan mengenali batas-batas frame itu. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membubuhkan bit khusus ke awal dan akhir.
Fungsi spesifik data link layer :
a. Penyediaan interface layanan bagi network layer
b. Penentuan cara pengelompokan bit dari physical layer ke dalam frame
c. Menangani error transmisi
d. Mengatur aliran frame
Layanan Data Link Layer
a. Connectionless
b. Connection
c. Oriented Connection
1. Framing
Salah satu cara pembuatan frame adalah dengan menyisipkan gap waktu diantara
dua buah frame, (seperti spasi antara 2 kata).
Empat metode framing yang digunakan :
a. Karakter penghitung
b. Pemberian karakter awal dan akhir, dengan pengisian karakter
c. Pemberian flag awal dan akhir, dengan pengisian bit
d. Pelanggaran pengkodean physical layer
Metode 1
Menggunakan sebuah field pada header untuk menspesifikasikan jumlah karakter didalam frame. Ketika data link layer pada mesin yang dituju melihat karakter penghitung, maka data link layer akan mengetahui jumlah yang mengikutinya, dan kemudian juga akan mengetahui posisi ujung framenya.
Metode 2
Mengatasi masalah resinkronisasi setelah terjadi suatu error dengan membuat masing-masing frame diawali dengan deretan karakter DLE STX ASCII dan diakhiri dengan DLE ETX (DLE=Data Link Escape, STX= Start of TeXt, ETX=End of TeXt). Bila tempat yang dituju kehilangan track batas-batas frame, maka yang perlu dilakukan adalah mencari karakter-karakter DLE STX dan DLE ETX. Character stuffing (pengisian karakter) adalah teknik membuat data link layer pengirim menyisipkan sebuah karakter DLE ASCII tepat sebelum karakter DLE "insidentil" pada data, sehingga data link pada mesin penerima membuang DLE sebelum data diberikan ke network layer.
Hal tersebut digunakan untuk menangani masalah transmisi untuk data biner, seperti program object, bilangan floating-point yang mudah sekali menganggu framing. Kerugiannya adalah berkaitan erat dengan karakter 8-bit secara umum dan kode karakter ASCII pada khususnya.
Metode 3
Teknik baru adalah setiap frame diawali dan diakhiri oleh pola bit khusus, 01111110, yang disebut byte flag. Kapanpun data link layer pada pengirim menemukan lima buah flag yang berurutan pada data, maka datalink secara otomatis mengisikan sebuah bit 0 ke aliran bit keluar. Pengisian bit ini analog dengan pengisian karakter, dimana sebuah DLE diisikan ke aliran karakter keluar sebelum DLE pada data. Dengan menggunakan penambahan bit yang berubah-ubah dapat dimasukan kedalam data field dari frame. Proses ini disebut dengan transparansi data
Metode 4
Hanya bisa digunakan bagi jaringan yang encoding pada medium fisiknya mengandung beberapa redundansi (pengulangan). Misalnya, sebagian LAN melakukan encode bit 1 data dengan menggunakan 2 bit fisik. Manfaat kode fisik tersebut merupakan bagian standar LAN 802.
Banyak protokol datalink yang memakai kombinasi sebuah hitungan karakter menggunakan metode lainnya dengan alasan keamanan tambahan. Frame akan berlakuk hanya bila terdapat delimiter yang sesuai pada posisi tertentu dan checksum-nya benar. Bila tidak, aliran input akan disisir untuk mencari delimiter berikutnya.
2. Kontrol Error
Cara umum menjamin pengiriman reliabel adalah memberikan pengirim beberapa
feedback tentang apa yang terjadi di sisi lain dari saluran, yaitu kontrol khusus berupa acknowledgement positif atau negatif. Acknowledgement positif, bahwa frame telah sampai dengan baik, begitu sebaliknya. Masalah timbul bila terjadi letupan noise (fungsi hardware tidak baik), yaitu bahwa penerima tidak bereaksi sama sekali (posisi menggantung).
Untuk itu pemakaian timer ke dalam data link layer sangat dibutuhkan, yaitu pada saat pengirim mentransmisikan sebuah frame, pengirim juga mengaktifkan timer. Umumnya frame akan diterima dengan benar dan acknowledgment akan kembali sebelum timer habis.
Pada saat terjadi kegagalan transmisi, akan terjadi permintaan ulang frame yang dikirimkan. Untuk menghindari duplikasi frame-frame yang diulang tersebut, diberikan urutan nomor.
Ada dua pendekatan untuk deteksi kesalahan :
1. Forward Error Control
Dimana setiap karakter yang ditransmisikan atau frame berisi informasi tambahan (redundant) sehingga bila penerima tidak hanya dapat mendeteksi dimana error terjadi, tetapi juga menjelaskan dimana aliran bit yang diterima error.
2. Feedback (backward) Error Control
Dimana setiap karakter atau frame memilki informasi yang cukup untuk memperbolehkan penerima mendeteksi bila menemukan kesalahan tetapi tidak lokasinya. Sebuah transmisi kontro digunakan untuk meminta pengiriman ulang, menyalin informasi yang dikirimkan.
Feedback error control dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Teknik yang digunakan untuk deteksi kesalahan
2. Kontrol algoritma yang telah disediakan untuk mengontrol transmisi ulang.
Metode Deteksi Kesalahan :
1. Echo
Metode sederhana dengan sistem interaktif .
Operator memasukkan data melalui terminal dan mengirimkan ke komputer. Komputer akan menampilkan kembali ke terminal, sehingga dapat memeriksa apakah data yang dikirimkan dengan benar.
2. Error Otomatis
Metode dengan tambahan bit pariti.
Terdapat 2 cara :
a. Pariti Ganjil (Odd Parity)
Yaitu bit pariti yang ditambahkan supaya banyaknya bit "1" tiap karakter atau data ganjil.
b. Pariti Genap (Even Parity)
Yaitu bit pariti yang ditambahkan supaya banyaknya bit "1" tiap karakter atau data genap.
Dengan bit pariti dikenal 3 deteksi kesalahan, yaitu :
4. Deteksi dan Koreksi Kesalahan
Strategi pertama menggunakan kode-kode pengkoreksian error (error-correcting codes) dan strategi kedua menggunakan kode-kode pendeteksian error (error-detecting codes). Ketika penerima melihat codeword yang tidak valid, maka penerima dapat berkata bahwa telah terjadi error pada tranmisi (Codeword Hamming). Salah satu kode pendeteksian yang digunakan adalah kode polynomial/cyclic redundancy code (CRC).
Probabilitas dari koreksi kesalahan (P3) adalah 0, diasumsikan bahwa probabilitas dari error bit (Pb) adalah konstan untuk setiap bit yang dapat dinyatakan dalam :
Gambar prinsip deteksi error (kesalahan)
Contoh-contoh protokol data link
• HDLC (High Level Data Link Control) Digunakan dalam jaringan X.25
Dengan bit pariti dikenal 3 deteksi kesalahan, yaitu :
a. Vertical Redundancy Check / VRC
Setiap karakter yang dikirimkan (7 bit) diberi 1 bit pariti. Bit pariti ini diperiksa oleh penerima untuk mengetahui apakah karakter yang dikirim benar atau salah. Cara ini hanya dapat melacak 1 bit dan berguna melacak kesalahan yang terjadi pada pengiriman berkecepatan menengah, karena kecepatan tinggi lebih besar kemungkinan terjadi kesalahan banyak bit.
Kekurangan : bila ada 2 bit yang terganggu ia tidak dapat melacaknya karena paritinya akan benar.
Contoh :
ASCII huruf "A" adalah 41h
100 0001 ASCII 7 bit
1100 0001 ASCII dengan pariti ganjil
0100 0001 ASCII dengan pariti genap
b. Longitudinal Redundancy Check / LRC
LRC untuk data dikirim secara blok. Cara ini seperti VRC hanya saja penambahan bit pariti tidak saja pada akhir karakter tetapi juga pada akhir setiap blok karakter yang dikirimkan. Untuk setiap bit dari seluruh blok karakter ditambahkan 1 bit pariti termasuk juga bit pariti dari masing-masing karakter.
DATA FLOW
longitudinal check
V C 1 0 1 0 0 1 1 0 1 LRC
E H 1 0 0 1 0 1 0 0 0 Horizontal
R E 0 1 1 0 0 0 0 0 1 Parity
T C 0 0 0 1 1 1 0 1 1 Bits
I K 1 0 0 0 1 0 0 1 0
C 0 0 0 1 1 0 1 0 0
A 1 1 1 0 0 1 1 0 0
L
1 1 0 0 0 1 0 1 0
Gambar Longitudinal Redundancy Check
Tiap blok mempunyai satu karakter khusus yang disebut Block Check Character (BCC) yang dibentuk dari bit uji. dan dibangkitkan dengan cara sebagai berikut : " Tiap bit BCC merupakan pariti dari semua bit dari blok yang mempunyai nomor bit yang sama. Jadi bit 1 dari BCC merupakan pariti genap dari semua bit 1 karakter yang ada pada blok tersebut, dan seterusnya".
Contoh :
Bit 0 : 1 1 1 1 0
Bit 1 : 1 0 0 0 1 B
Bit 2 : 0 0 0 0 0 C
Bit 3 : 0 0 0 0 0 C
Bit 4 : 0 0 0 0 0
Bit 5 : 0 0 0 0 0
Bit 6 : 1 1 1 1 0
Parity : 0 1 1 1 0
Kerugian : terjadi overhead akibat penambahan bit pariti per 7 bit untuk karakter.
c. Cyclic Redundancy Check / CRC
Digunakan pengiriman berkecepatan tinggi, sehingga perlu rangkaian elektronik yang sukar. CRC dapat dijelaskan dengan memberikan sebuah blok k bit dari sejumlah bit atau pesan yang ditransmisikan secara umum pada urutan n bit yang dikenal sebagai sebuah Frame check sequence (FCS). Jadi hasil dari frame adalah k+n bit. Pada penerima membagi frame yang masuk dengan jumlah n jika tidak ada sisa berarti tidak ada error (kesalahan).
Cara CRC mengatasi masalah overhead dan disebut pengujian berorientasi bit, karena dasar pemeriksaan kemungkinan kesalahan adalah bit atau karakter dan menggunakan rumus matematika yang khusus.
Modulo 2 Aritmetic
Modulo 2 Aritmetic menggunakan penambahan biner dengan tidak ada carrier yang hanya operasi Exlucive Or (XOR). Pengurangan biner dengan tidak ada carri juga diinterpretasikan operasi Exlucive Or (XOR) .
IEEE Lapisan MAC 48-bit Addressing
MAC Address (Media Access Control address)
adalah alamat fisik suatu interface jaringan (seperti ethernet card pada
komputer, interface/port pada router, dan
node jaringan lain) yang bersifat unik dan berfungsi
sebagai identitas perangkat tersebut . Secara umum MAC Address dibuat
dan diberikan oleh pabrik pembuat NIC (Network Interface Card) dan disimpan
secara permanen pada ROM (Read Only Memory) perangkat tersebut. MAC address
juga biasa disebut Ethernet Hardware Address (EHA), Hardware Addres,
atau Physical Address.
MAC Address memiliki panjang 48-bit (6 byte). Format standard MAC Address secara umum terdiri dari 6 kelompok digit yang masing-masing kelompok berjumlah 2 digit heksadesimal. masing-masing kelompok digit dipisahkan tanda (-) atau (:), misalnya 01-23-45-67-89-ab atau 01:23:45:67:89:ab.
|
Struktur MAC Address
|
Supaya komputer dan
perangkat jaringan lain bisa
berkomunikasi satu dengan yang lain, frame-frame / data yang dikirim
melalui jaringan harus
memiliki MAC Address. Tetapi agar komunikasi jaringan lebih mudah dan sederhana, digunakanlah IP Address. Karena
komunikasi jaringan menggunakan MAC Address maka
alamat IP tersebut harus diterjemahkan ke MAC Address
Nah, maka dari itu diciptakanlah ARP (Address Resolution Protocol) yang
bertugas untuk menerjemahkan IP Address menjadi MAC Address
sehingga komputer pun
bisa saling berkomunikasi.
Beberapa Teknologi yang menggunakan MAC Address 48 bit
Beberapa Teknologi yang menggunakan MAC Address 48 bit
- Ethernet
- Bluetooth
- FDDI
- ATM
- FireWire
- ZigBee Networks
- 802. 11 wireless networks
- IEEE 802.5 token ring
Apa sih MAC Address itu dan
bagaimana fungsinya dalam jaringan komputer?
Media Access Control address atau MAC address adalah sebuah kode
unik yang diberikan untuk setiap bagian dari perangkat keras yang terhubung ke
Internet. Internet cable phones, Network Interface Cards untuk
komputer desktop atau notebook, Wireless Access Cards, dan bahkan
beberapa kartu memori adalah salah satu perangkat yang bertugas pada MAC
Address.
MAC Address (Media Access Control Address) adalah sebuah alamat
jaringan yang diimplementasikan pada lapisan data-link dalam tujuh lapisan
model OSI, yang merepresentasikan sebuah node tertentu dalam jaringan. Dalam
sebuah jaringan berbasis Ethernet, MAC address merupakan alamat yang
unik yang memiliki panjang 48-bit (6 byte) yang mengidentifikasikan sebuah
komputer, interface dalam sebuah router, atau node lainnya dalam jaringan. MAC
Address juga sering disebut sebagai Ethernet address, physical address,
atau hardware address.
Ketika produsen menciptakan
perangkat keras jaringan, maka mereka akan menetapkan MAC Address yang
biasanya akan dimulai dengan kode yang terkait dengan produsen. MAC Address akan
menjadi unik untuk setiap perangkat, bahkan dua perangkat dari jenis yang sama.
Sebuah perangkat MAC Address terdiri dari enam pasang angka
heksadesimal. Angka-angka yang dipisahkan oleh dua titik.
Dalam sebuah komputer, MAC
address ditetapkan ke sebuah kartu jaringan (network interface card / NIC)
yang digunakan untuk menghubungkan komputer yang bersangkutan ke jaringan. MAC
Address umumnya tidak dapat diubah karena telah dimasukkan ke dalam ROM.
Beberapa kartu jaringan menyediakan utilitas yang mengizinkan pengguna untuk
mengubah MAC address, meski hal ini kurang disarankan. Jika dalam sebuah jaringan
terdapat dua kartu jaringan yang memiliki MAC address yang sama, maka akan
terjadi konflik alamat dan komputer pun tidak dapat saling berkomunikasi antara
satu dengan lainnya. Beberapa kartu jaringan, seperti halnya kartu Token Ring
mengharuskan pengguna untuk mengatur MAC address (tidak dimasukkan ke dalam
ROM), sebelum dapat digunakan.
Fungsi MAC Address
Fungsi utama dari MAC Address adalah memudahkan untuk router dan perangkat jaringan
lainnya untuk secara unik mengidentifikasi setiap jenis perangkat yang melekat
pada jaringan dalam beberapa cara. Ini digunakan di kebanyakan bentuk jaringan
komputer dan telah berkembang digunakan untuk menunjukkan bahwa Institute of
Electrical dan Electronics Engineers (IEEE) telah diadopsi sebagai standar
industri.
FUNGSI SERTA CARA KERJA PING DAN TRACEROUTE
- Jelaskan fungsi dan cara kerja ping dan traceroute!
Jawaban :
Fungsi PING (Packet Internet Gopher)
untuk mengecek konektivitas antar satu komputer dengan komputer lainnya dengan
mengirim sebuah pesan Internet Control Message Protocol (ICMP) echo reply
kepada IP Address yang ingin diujicoba konektivitasnya dan menunggu respon
darinya.
Ping juga digunakan untuk memastikan
installasi IP address di suatu host. Langkah-langkah yang dapat dilakukan
yaitu :
- Ping loopback : test terhadap software TCP/IP.
- Ping IP alamatku : test perangkat jaringan di suatu host.
- Ping alamat IP suatu host lain : test apakah jalur sudah benar.
- Ping nama dari suatu host : test apakah sistem DNS sudah berjalan.
Contoh perintah ping : “ping http://www.google.com”,.
Jika jaringan bermasalah akan muncul “Request Time Out” atau RTO namun jika
jaringan tidak ada masalah, maka akan muncul tulisan “Reply from ….” seperti
gambar dibawah ini :
Cara kerja Ping yaitu mengirimkan paket ICMP_ECHO dan
beberapa data ke host tujuan, kemudian tujuan host akan me-replay dengan paket
ICMP_ECHOREPLAY dengan data yang dikirimkan kepadanya. Secara default ping akan
menunggu 1 detik sebelum mengirim ICMP_ECHO selanjutnya. Pada beberapa implementasi
pengguna dapat men-setting periode ini dengan 0 dan melakukan “floodping”,
bila data yang dikirim cukup besar dengan koneksi yang cepat (T1 atau
Ethernet).
Fungsi Traceroute (Tracert) untuk
menunjukkan rute yang dilewati sebuah paket untuk mencapai tujuannya dengan
mengirimkan pesan Internet Control Message Protocol (ICMP) Echo Request ke
tujuan berdasarkan alamat IP tujuan dengan nilai Time to Live yang semakin
meningkat. Traceroute akan me-list daftar router yang dilalui dan menampilkan
informasi IP Address router. Informasi yang diperoleh adalah banyak nya hop
(lompatan) yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan lama waktu yang
dibutuhkan. Traceroute memanfaatkan flag TTL. Contoh penggunaan tracert
“tracert http://www.detik.com” maka akan terlihat beberapa lompatan router mana saja
yang dilewati dari komputer pengguna menuju ke http://www.detik.com.
Cara kerja Traceroute
yaitu mengirimkan paket ke host tujuan dengan TTL yang bertambah dengan
satu (dimulai dengan 1). Jika host mengirim balik ICMP TIME_EXCEED traceroute
akan memberitahukan ke user alamat dari pengirim ICMP tersebut dan jeda waktu
dari saat pengiriman IP/UDP paket sampai diterimanya paket ICMP TIME_EXCEED.
Setelah ini traceroute akan mengirimkan lagi ke host tujuan dengan TTL += 1
(TTL sekarang lebih besar 1 dari sebelumnya). Traceroute akan terus
melakukan hal seperti diatas sampai diterima ICMP PORT_UNREACHABLE dari host
tujuan atau maksimum hop (lompatan) telah tercapai (default
30). Traceroute menggunakan protokol UDP untuk mengetahui bagaimana
traceroute telah sampai ke host tujuan dan tidak lagi mengirimkan paket.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar